tag:blogger.com,1999:blog-25866419375846490892024-03-13T06:27:55.681+07:00Ribatribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-6091448408723780762009-08-25T15:38:00.002+07:002009-08-25T15:41:44.392+07:00Bantahan Atas Jihad Melawan Hawa Nafsu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivi_rqdgtejQo2R8bfWBuNuMqSUoHGLA6Vs_NLMjfUB1MfFvSAPPvb8jgIBAC73rkZiEOu1Cc8fmWyB_U6kGknUNcBwMHKVHH52BFLk7knG0gxibQrt0yUJd_gxqDWUiowiSzTS8Ph9ETw/s1600-h/jihad_horse_r190x.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 174px; height: 122px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivi_rqdgtejQo2R8bfWBuNuMqSUoHGLA6Vs_NLMjfUB1MfFvSAPPvb8jgIBAC73rkZiEOu1Cc8fmWyB_U6kGknUNcBwMHKVHH52BFLk7knG0gxibQrt0yUJd_gxqDWUiowiSzTS8Ph9ETw/s320/jihad_horse_r190x.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373818742882137106" border="0" /></a>Diantara kesalahan tentang pemahaman Jihad yang menyebabkan ummat enggan untuk melaksanakannya adalah pemahaman jihad besar (jihad melawan hawa nafsu) dan jihad yang lebih rendah. Seiring dengan keyakinan ini, berjuang melawan hawa nafsunya sendiri dipertimbangkan sebagai jihad yang terbesar, yang menjadikan jihad dengan berperang di medan pertempuran merupakan jihad yang paling rendah.<br /><br />Pemahaman ini didasarkan atas cerita yang disebutkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam bukunya, sejarah Baghdad, dari Yahya Ibnu al ‘Ala’ berkata,<br />“Kami mendapatkan kabar dari Laith dari ‘Ata’, dari Abu Rabah, dari Jabir mengatakan bahwa, “Sekembalinya Nabi saw dari perang, Beliau mengatakan kepada kami, “Telah datang kepadamu berita yang baik, kamu datang dari jihad yang rendah kepada jihad yang lebih besar yaitu seorang hamba Allah yang berjuang melawan hawa nafsunya.”<br /><span class="fullpost"><br />Konsepsi ini walaupun secara fakta didasarkan atas sebuah hadits, akan tetapi hadits ini dapat disangkal dari beberapa aspek, yang akan kami sebutkan berikut ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pertama:</span><br />Hadits ini tidak bisa digunakan untuk sebuah hujjah, karena al-Baihaqi berkata berkaitan dengan ini, “mata rantai dari periwayatannya adalah lemah (dha’if).” As-Suyuti juga berpendapat bahwa aspek hukumnya lemah, hal ini beliau utarakan dalam bukunya, Jami’ As-Shaghir.<br />Sebagian orang mungkin mengatakan bahwa hadits dha’if bisa diterima dalam persoalan keutamaan amal. Pendapat ini tidak bisa diterima, karena kami tidak percaya bahwa jihad bisa digunakan untuk keutamaan amal. Jika hal itu memang benar, bagaimana mungkin Rasulullah saw. bersabda bahwa, “Diamnya ummat ini adalah penghianatan terhadap jihad”<br /><br />Selanjutnya, siapapun yang mengikuti Yahya Ibn al-‘Ala’, sebagai seorang perowi hadits maka akan menemukan dalam biografinya sesuatu yang akan menyebabkannya meninggalkan hadits tersebut.. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata (berpendapat) tentangnya dalam At-Taqrib, “Dia tertuduh sebagai pemalsu hadits”. Adz-Dzahabi berkata dalam Al-Mizan, “ Abu Hatim berkata bahwa dia bukanlah seorang perowi yang kuat, Ibnu Mu’in menggolongkannya sebagai perawi yang lemah. Ad-Daruqutni berkata bahwa dia telah dihapuskan (dalam daftar perawi) dan Ahmad bin Hanbal berkata “ Dia adalah seorang pembohong dan pemalsu hadits”.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kedua:</span><br />Hadits ini secara tegas dan jelas bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Allah Yang Maha Kuasa berfirman:<br />“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisaa’,4: 95-96).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ketiga :</span><br />Hadits ini (hadits tentang jihad melawan hawa nafsu) bertentangan dengan hadits-hadits mutawatir yang disampaikan oleh Nabi saw., yang menjelaskan tentang keutamaan jihad. Kami akan menyebutkan beberapa diantaranya.<br /><br />“Waktu pagi atau sore yang digunakan di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (Bukhari dan Muslim)<br /><br />“Berdiri satu jam dalam perang di jalan Allah lebih baik daripada berdiri dalam shalat selama 60 tahun.” (shahih al-Jami’)<br /><br />Abu Hurairah ra berkata,<br />“ Apakah ada diantara kamu yang mampu berdiri dalam shalat tanpa berhenti dan terus melakukannya sepanjang hidupnya?” Orang-orang berkata, “Wahai Abu Hurairah! Siapa yang mampu melakukannya?” Beliau berkata “Demi Allah! Satu harinya seorang mujahid di jalan Allah adalah lebih baik daripada itu.”<br /><br />Pernyataan dari orang yang mengatakan bahwa “Berjuang melawan dirinya sendiri adalah jihad yang terbesar karena tiap individu mendapatkan ujian siang dan malam”, dapat disangkal dengan hadits berikut:<br /><br />Dari Rasyid, dari Sa’ad r.a., dari seorang sahabat, seorang laki-laki bertanya, “ Ya Rasulullah! Kenapa semua orang-orang yang beriman mendapatkan siksa kubur kecuali orang-orang yang syahid?” Beliau saw. menjawab: “Pertarungan dari pedang di atas kepalanya telah cukup sebagai siksaan (ujian) atasnya.” (Shahih Jami’)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Keempat :</span><br />Kesalahpahaman dan fitnah ini termasuk dalam bentuk ketidak adilan dan salah dalam menempatkan status para mujahid.<br />Allah telah memerintahkan kita untuk menegakkan keadilan sebagaimana dalam firman-Nya,<br /><br />“Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”<br />(QS. Al Maidah, 5: 8).<br /><br />Apakah adil, kita mengatakan perang yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di medan perang adalah jihad yang paling rendah? Ketika dalam hitungan menit saja tubuh-tubuh mereka meledak, berpencarlah kaki-kaki mereka, tubuh-tubuh mereka melayang (mengambang) di air, darah berceceran dimana-mana, sampai-sampai jenazah-jenazah mereka tidak bisa dikuburkan (karena telah hancur).<br /><br />Itu semua mereka lakukan untuk mendapatkan keridhoan-Nya. Dimana letak kerendahan dari jihad yang dilakukan oleh pemuda-pemuda tadi jika dibandingkan dengan aktivitas puasa kita, yang berbuka dengan makanan lezat, lalu bagaimana mungkin aktivitas puasa itu dinilai sebagai jihad yang paling besar? Demi Allah! Ini adalah pemberian nilai yang tidak sesuai, jika anda menyampaikan permasalahan ini sebelumnya pada generasi pertama (Islam) maka mereka tidak akan pernah menyampaikan pandangan hukum berbeda.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kelima:</span><br /><br />Dr.Muhammad Amin, seorang penduduk Mesir berkata dalam kitabnya, bagian dari dakwah Islam adalah jihad dengan dirinya sendiri, adapun jihad dengan harta tidak menunjukkan atas penegakkan seruan atas kebenaran dan berpendirian di atas kebenaran, menyeru kepada kebenaran dan melarang kemunkaran serta memberikan kontribusi hidup dan hartanya di jalan Allah merupakan jihad yang kurang sempurna. Ini adalah ungkapan yang aneh!!!<br /><br />Tatkala kita ditimpa ujian yang sangat berat dimana kaki ikut terguncang dan hati selalu was-was akan ancaman, bisakah itu disebut jihad yang rendah? Ketika kita merasakan keadaan aman dan nyaman di rumah, berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, bisakah ini disebut dengan tingkatan jihad yang tertinggi ! Keadaan ini seperti ungkapan seseorang yang gembira dalam keadaan duduk membelakangi perintah Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya. Seperti orang yang mendapati kesenangan dan kenyamanan dalam hidupnya padahal realitanya mereka hanya menipu jiwa mereka sendiri yang lemah karena nilai-nilai kebenaran amal seluruhnya mereka tentang.<br /><br />Di akhir tulisan ini, kami kutipkan beberapa kalimat yang telah dikirim oleh seorang mujahid Abdullah bin Al-Mubaraq dari tanah jihad kepada temannya Al-Fudail bin Iyyad, orang yang menasihati para penguasa dan membuatnya menangis, beliau tidak meminta bayaran akan tetapi murni muncul dari keikhlasan.<br /><br />“ Wahai orang yang beribadah di Masjid Haromain, seandainya engkau melihat kami tentu engkau tahu bahwa engkau dalam beribadah itu hanya main-main saja, kalau orang pipinya berlinang air mata, maka, leher kami dilumuri darah “<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pertimbangan Jihad</span><br /><br />Sebagian orang mungkin heran ketika mereka mendengar orang yang menggambarkan jihad (di medan perang) adalah jihad yang terendah atau orang yang menganggap berperang di jalan Allah merupakan aktivitas yang kecil dibandingkan dengan perbuatan yang lain.<br /><br />Jika kita menelusuri kehidupan orang-orang tersebut, melihat sejarah mereka dan mempelajari alasan-alasan mereka atas penolakan persoalan ini, maka akan kita temukan bahwa penjelasan atas pendirian mereka adalah sangat sederhana.<br /><br />Orang-orang tersebut meremehkan jihad dan memberikan prioritas kepada studi di Universitas, menulis di majalah-majalah dan berpidato di konferensi-konferensi untuk mengakhiri perang dan mengakhiri aksi syahid.<br /><br />Dengan melihat kehidupan mereka, maka akan ditemukan sebuah ancaman terhadap kesatuan ummat, karena ummat ini akan digiring pada pandangan mereka.<br />Ummat akan merasa bahwa dirinya lemah dan menahan diri dari aktivitas jihad (mereka hanya menerima teori dan konsepnya saja) akan tetapi tidak berpartisipasi dalam jihad.<br /><br />Tidak ada keinginan atas dirinya untuk bersama-sama dengan orang-orang yang mendapatkan rahmat Allah (Syahid), mereka juga menganggap tidak memiliki keuntungan untuk bergabung dengan camp-camp mujahid.<br /><br />Sebuah camp yang serba sederhana, jauh dari kemewahan dan kekurangan akan bahan pokok, yang akan menjadikan mereka merasakan perbedaannya antara kehidupan di camp tersebut dengan kehidupan yang dijalaninya di universitas yang penuh dengan makanan-makanan, hiburan dan ruangan kelas yang berAC.<br /><br />Bagaimana mungkin orang-orang tersebut dapat menerima kebenaran nilai dari jihad ketika mereka tidak berpartisipasi dalam dunia perang, tidak juga masuk ke dalam arena kerusuhan dalam perang?<br /><br />Jika seorang terjun ke dalam sebuah pertempuran maka cukup untuk membenarkan atas semua kesalahpahamannya. Seorang mujahid, hanya dalam hitungan beberapa jam saja dapat melihat segala sesuatu yang menakutkan yang akan menyebabkan rambut anak-anak pun menjadi beruban.<br /><br />Bom-bom yang meledak akan membersihkan jiwa-jiwa saudara-saudara kita yang kita cintai yang ikut andil dalam perjuangan dan jihad. Mereka akan melihat bagaimana situasi dari orang-orang ketika roket-roket meledak di atas kulit kepala mereka atau di bawah kaki mereka? Bagaimana situasi ketika mereka melihat dengan mata kepala sendiri anggota tubuh seperti lengan, kaki dan usus hancur berhamburan, anggota tubuh yang sehat menjadi cacat, hilang ingatan atau lumpuh? Inilah alasan pokok atas penolakan orang-orang yang meremehkan jihad.<br /><br />Dalam beberapa jam atau hari seorang mujahid melihat dengan mata kepalanya sendiri bentuk-bentuk kekerasan, ujian dan kesengsaraan yang dialami tatkala jihad, tidakkah yang lainnya melihat hal ini selama 10 tahun terakhir ini? Akan menjadi sesuatu hal yang mustahil bagi seseorang untuk melaksanakan aktivitas jihad secara fisik kecuali ia dapat berpartisipasi di dalamnya.<br /><br />Oleh karena itu orang yang masih berselisih dengan mujahid dalam persoalan jihad ini atau orang-orang menyeru manusia untuk meninggalkan perang maka sebaiknya bergabung dengan camp jihad walaupun hanya sebagai pembantu atau dia seharusnya berpartisipasi dalam perang walaupun hanya sebagai orang yang masak, lalu setelah itu kita akan melihat pendapat-pendapatnya, apakah dia masih bisa mengatakan bahwa pena sebanding atau sama dengan kalashnikov…?<br /><br />Oleh: Abu Khubaib & Abu Zubair<br /></span>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-3165806912597194892009-08-03T13:45:00.003+07:002009-08-03T13:49:36.439+07:00Kewajiban Berjamaah di Dalam Dienul Islam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgqzn05WWzBVgFefPzpkiokK_zQJC4oJuZ9oKWWycsGMnn4wWn3iWqGjeF-1OjRwFXl49TcIfJn9eKdJq_uXRqaWZplCEws8uOC1AMZ7iqtUOEFN8sIHtixdKXAtftITuEJGYuTXAPf4sY/s1600-h/Bendera_daulah_islam.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 115px; height: 111px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgqzn05WWzBVgFefPzpkiokK_zQJC4oJuZ9oKWWycsGMnn4wWn3iWqGjeF-1OjRwFXl49TcIfJn9eKdJq_uXRqaWZplCEws8uOC1AMZ7iqtUOEFN8sIHtixdKXAtftITuEJGYuTXAPf4sY/s320/Bendera_daulah_islam.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365625376858474642" border="0" /></a>Setelah Hancurnya Kekhilafahan Turki Usmani, 3 Maret 1924, Kaum Muslimin di seluruh dunia menjadi lemah dan terpecah. Mengapakah <span style="font-weight: bold;">Harokah Islamiyah</span> yang ada sekarang belum juga mau bersatu, membangun kembali bangunan yang telah diruntuhkan oleh musuh itu? Pertanyaan ini sebenarnya sudah Out of Date, sudah ketinggalan zaman. Sebab jawabannya sudah tersedia dalam Al Quran. Yaitu karena setiap Harokah Islam sudah merasa benar dengan langkah yang ditempuhnya, lalu merasa bangga karenanya. Maka pertanyaan yang paling essensial untuk ditanyakan : “Dengan alasan apakah, masing-masing Harokah Islam yang ada sekarang membenarkan sikap untuk tidak bersatu?<br /><span class="fullpost"><br />Dewasa ini, <span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);">Ummat Islam</span> yang gemar membaca buku atau majalah Islam, walaupun barang kali masih jarang membaca Al Quran atau Hadist Nabi Saw. Apalagi meraka yang sudah terbiasa memperhatikan makna ayat-ayat Al Quran dan menghayati isinya, tentu tidak kaget lagi bila kepadanya dikatakan, bahwa berjamaah bagi kaum muslimin merupakan kewajiban Islami. Sebab dalil-dalil Al Quran maupun Hadist cukup banyak menerangkan hal tersebut, sehingga seluruh ulama dari zaman ke zaman secara ijmak menyepakati bahwa berjamaah itu wajib hukumnya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini tidak akan dipaparkan secara detail dalil-dalil yang mewajibkannya itu, termasuk juga pendapat para ulama, tidak akan dibahas secara mendalam.<br /><br />Apabila kewajiban berjamaah ini telah difahami oleh kaum muslimin. Persoalannya sekarang: Apakah kaum muslimin telah bersatu di dalam satu jamaah Islam ataukah sebaliknya, terpecah menjadi banyak jamaah dari orang-orang Islam ?<br /><br />Sekiranya jawabannya adalah: “Ya. Alhamdulillah telah bersatu di dalam ikatan tali Jamaah muslimin”, maka artinya mereka telah memenuhi kewajibannya dalam urusan tersebut. Akan tetapi jika jawabannya belum, maka kewajibannya adalah menemukan adanya jamaah muslimin itu, lalu mendaftarkan diri sebagai warganya atau ummatnya. Selanjutnya berjihad didalamnya dalam rangka melakukan taat kepada Allah Swt, taat kepada Rasul-nya, Ulil Amri dari orang-orang yang beriman, Sebagaimana difirmankan Allah di dalam Surat An-Nisa Ayat 59 :<br /><br />“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-nya, dan kepada Ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasulnya (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih bauk akibatnya”.<br /><br />Allah Swt, telah mewajibkan orang-orang beriman untuk taat kepada Rasulnya dan Ulil Amri diantara mereka. Oleh karena itu, mereka yang benar-benar beriman, apabila ditanya, apakah dia sudah mempunyai Ulil Amri? Tidak mungkin akan menjawab: “Saya tidak memerlukan Ulil Amri”. Tidak mungkin dia berkata walau di dalam hati, “-Mengapa Allah memerintahkan kita mentaati sesuatu yang tidak ada?” Nah, Siapakah Ulil Amri anda? Jawabannya yang benar, tentu saja yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Wajib Bersatu dan Haram Berpecah</span><br /><br />Perintah berjamaah, dimaksudkan agar kaum muslimin tetap utuh dalam satu kesatuan ummah. Supaya terhindar dari kemungkinan timbulnya firqah-firqah yang akan memecah belah kesatuan ummat Islam, menghancurkan serta memporak-porandakan keutuhan jamaah. Karena sesungguhnya, setiap bentuk perpecahan di kalangan ummat Islam telah diancam oleh Allah, sebagaimana tertera di dalam Al Quran:<br /><br />“…dan janganlah kamu termasuk orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan meraka”. (QS.30:31-32)<br /><br />Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada apa yang telah mereka perbuat”. ( QS.6:159 )<br /><br />Masih banyak ayat-ayat Al Quran yang mengharamkan berpecah dan berbantahan yang mengakibatkan hilangnya kekuatan. Menegakkan Dien Islam selamanya tidak akan sukses jika masih terdapat perpecahan di kalangan kaum muslimin. Selanjutnya silahkan baca Al Quran Surat 6 :46 dan 42:13.<br /><br />Perpecahan yang diharamkan Allah dalam banyak ayat di atas, adalah perpecahan sebagai akibat dari banyaknya jamaah-jamaah minal muslimin yang masing-masing merasa benar dan bangga dengan golongannya. Mereka tidak sudi bersatu menjadi satu jamaah di bawah satu Imamah, untuk hidup bersama-sama menjalankan Syariat Islam. Dan diantara jamaah-jamaah dari kaum muslimin, yang banyak kita saksikan sekarang barang kali ada juga yang tidak menghendaki tafarruq. Lalu berusaha mempersatukan ummat, dengan alasan belum wujudnya jamaah bagi keseluruhan kaum muslimin di bawah kepemimpinan seorang imam atau khalifah mereka. Jika perkiraan itu benar, maka jamaah minal muslimin yang sadar dan tulus, itulah yang berkewajiban menyatakan diri sebagai jamaah ummat Islam dengan keberanian memproklamirkan kekhilafahan (Daulah) di wilayah kekuasaannya.<br /><br />Apabila ternyata di antara jamaah minal muslimin tidak sanggup berbuat demikian, itu artinya belum lahir jamaah yang melingkupi keseluruhan kaum muslimin di muka bumi atau khususnya bumi persada ini. Dan keadaan demikian merupakan fitnah yang besar atas seluruh ummat Islam. Pada gilirannya akan membawa akibat yang lebih fatal, tidak terlaksananya <span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 51, 0);">Syariat Islam</span> di dalam kehidupan mereka. Sementara mereka tetap takluk di bawah genggaman kekuasaan non Islami, lengkap dengan segala instrument hukum Jahiliyyah yang mereka restui. Disadari ataupun tidak, pada saat kekuasaan Islam tidak wujud, maka secara otomatis Ummat Islam terpaksa harus tunduk dan ikut andil di dalam mendukung dan menstabilkan kekuasaan <span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 0, 0);">Thaghut</span> yang terang-terangan menolak Al Quran dan Hadist sebagai sumber hukum Negara. Jama’atum minal muslimin yang dalam aktivitasnya tidak Ijtanibut Thaghut (ingkar kepada Thaghut) dan hukum-hukumnya, sudah pasti mereka orang-orang munafiq. Dalam hal ini, Allah menegaskan dengan firman-Nya:<br /><br />“Apabila dikatakan kepada merka:”Marilah kamu tunduk kepada hukum Allah yang telah diturunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi manusia dengan sekuat-kuatnya dari mendekati kamu”. ( QS.4:60 )<br /><br />Kemudian dalam ayat yang lain Allah Swt, berfirman:<br /><br />“Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap ummat untuk menyerukan,”Sembahlah Allah saja dan jauhilah Thaghut”, maka diantara ummat itu ada yang diberi petunjuk dan ada pula di antaranya yang telah pasti kesesatan baginya”. (QS.16:36 )<br /><br />Bahaya terbesar yang akan terjadi manakala kaum muslimin mengakui kepemimpinan orang-orang kafir ( orang yang menolak hukum Allah secara kaffah ) atas diri mereka. Telah diinformasikan oleh Allah melalui Al Quran Surat An-Nisa ayat 139:<br /><br />“Khabarkan kepada orang-orang munafiq bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? Sesungguhnya tiada paling mengerikan melebihi adzab Allah Swt”.<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >Oleh: Ustadz Abul Hasan</span><br /></span>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-20602476525930063582009-08-03T13:27:00.006+07:002009-08-03T13:34:02.594+07:00Prinsip Dakwah Rasulullah Saw<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUVstNLU4cdYndIYzYjEc9_GM8zcYzVNFy9U4mnXzIX-TkWUeLr6Qcxvz3FuAbZl2RAu8a0DwHIvtXykHodPPU2Laqo_iYLiGdpMVxRl5q5BKXuwrZOP3cr1io0ij0ECKurLswbWZq1bM5/s1600-h/tauhid.png"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 144px; height: 78px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUVstNLU4cdYndIYzYjEc9_GM8zcYzVNFy9U4mnXzIX-TkWUeLr6Qcxvz3FuAbZl2RAu8a0DwHIvtXykHodPPU2Laqo_iYLiGdpMVxRl5q5BKXuwrZOP3cr1io0ij0ECKurLswbWZq1bM5/s320/tauhid.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5365621580194248338" border="0" /></a>Penjelasan tentang makna hikmah (kebijaksanaan) yang menjadi prinsip <span style="font-weight: bold;">dakwah</span> Rasulullah Saw. Apakah hikmah berarti bahwa dalam berdakwah anda boleh berbuat "kebijaksanaan" sendiri sesuka hati anda, betapapun cara dan bentuk "kebijaksanaan" tersebut?<br /><br />Apakah <span style="font-weight: bold;">syariat islam</span> memberikan kebebasan kepada anda unutk menempuh cara atau sarana apa saja selama tujuan anda benar? Tidak! Sesungguhnya Islam telah menentukan sarana kepada kita sebagaimana telah menentukan tujuan. Anda tidak boleh mencapai tujuan yang disyariatkan Allah kecuali dengan jalan tertentu yang telah dijadikan Allah sebagai sarana untuk mencapainya. Semua "Kebijaksanaan" dan policy dakwah Islam harus dirumuskan sesuai dengan batas-batas sarana yang telah disyariatkan.<br /><span class="fullpost"><br />Apa yang telah terjadi kepada baginda Rasulullah ketika berdakwah, Rasulullah ditawari untuk menjadi penguasa atau presiden sehingga dengan kekuasaan itu beliau bisa memanfaatkannya sebagai sarana dakwah, tetapi tanggapan beliau tentang tawaran itu adalah <span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">MENOLAK...!!!</span><br /><br />Haa Miim. Diturunkan dari Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan. Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu serukan kepada kami dan telinga kamipun tersumbat rapat dan antara kami dan kamu ada dinding, silahkan kamu berbuat (menurut kemauanmu sendiri) dan kamipun berbuat (menurut kemauan kami sendiri)." Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Robb, Malik dan Illah kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, ( Fushshilat : 1-6 )<br /><br />Katakanlah: "Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmu Dienmu , dan untukkulah, Dienku ( Al-Kaafiruun: 1-6 )<br /><br />Seandainya dakwah Rasulullah semata-mata mengejar kekuasaan dan harta kekayaan, niscaya beliau tidak akan bersedia menanggung penyiksaan dan tidak akan menolak tawaran mereka seraya mengatakan:<br /><br />"Aku tidak berdakwah karena menginginkan harta kekayaan, kehormatan atau kekuasaan. Tetapi Allah mengutusku sebagai Rasul. Dia menurunkan Kitab kepadaku dan memerintahkan aku agar menjadi pemberi kabar gembira dan peringatan. Kemudian aku sampaikan risalah Rabb-ku dan aku sampaikan nasihat kepadamu. Jika kamu menerima dakwahku, maka kebahagianlah bagimu di dunia dan akhirat. Jika kamu menolak ajakanku, maka aku bersabar mengikuti perintah Allah hingga Allah memberikan keputusan antara aku dan kamu.<br /><br />Tidaklah cukup "bijaksana" seandainya Rasulullah Saw menerima tawaran kaum Quraisy untuk menjadi penguasa atau president, sehingga dengan kekuasaan itu beliau bisa memanfaatkannya sebagai sarana dakwah islam? Apalagi, kekuasaan dan pemerintahaan itu memiliki pengaruh besar di dalam jiwa manusia. Perhatikanlah bagaimana para penganjur ideologi yang berhasil merebut kekuasaan, memanfaatkan kekuasaan itu untuk memaksakan pemikiran dan ideologi mereka kepada rakyat.<br /><br />Tetapi, Nabi Saw tidak mau menggunakan cara-cara seperti ini dalam dakwahnya, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip dakwah islam itu sendiri.<br /><br />Jika cara-cara seperti ini dibenarkan dan dianggap "Kebijaksanaan" yang syar'i niscaya tidak akan ada bedanya antara orang yang jujur dan orang yang berdusta, antara dakwah islam dan dakwah-dakwah kebathilan.<br /><br />Kemuliaan dan kejujuran, baik menyangkut sarana ataupun tujuan, adalah landasan utama falsafah Dien ini (Islam). Tujuan harus sepenuhnya didasarkan pada kejujuran, kemuliaan dan kebenaran. Demikian pula sarana harus didasarkan kepada prinsip kejujuran, kebenaran dan kemuliaan.<br /><br />Dari sinilah maka para da'i Islam ditunutut untuk lebih banyak berkorban dan berjihad, karena mereka tidak dibenarkan menempuh jalan dan sarana sekehendak hatinya. Mereka harus mengambil jalan dan sarana yang sudah disyariatkan, betapapun resikonya yang harus dihadapi.<br />Adalah keliru Jika Anda beranggapan bahwa prinsip hikmah (Kebijaksanaan) dalam dakwah Islam itu harus disyariatkan untuk mempermudah tugas seorang da'i atau untuk menghindari penderitaan dan kesulitan.<br /><br />Rahasia disyariatkannya prinsip hikmah dalam dakwah ialah untuk mengambil jalan dan sarana yang paling efektif agar bisa diterima akal dan pikiran manusia. Artinya, Apabila perjuangan dakwah menghadapi beraneka ragam rintangan dan hambatan, maka langkah yang bijaksana bagi para da'i dalam hal ini adalah melakukan persiapan untuk berjihad dan berkorban dengan jiwa dan harta. Hikmah ialah meletakan sesuatu pada tempatnya.<br /><br />Disinilah perbedaan antara hikmah dan tipu daya, antara hikmah dan menyerah.<br /><br />Anda tentu ingat dan mengetahui, ketika Rasulullah Saw merasa optimis melihat tanda-tanda kesediaan para tokoh Quraisy untuk memahami Islam, maka dengan perasaan gembira dan perhatian sepenuhnya beliau menjelaskan hakikat Islam kepada mereka. Sehingga ketika seorang sahabat buta, Abdullah Ibnu Ummi Maktum lewat, kemudian duduk mendengarkan di samping mereka dan bertanya kepadanya, Rasulullah Saw membuang muka darinya, karena beliau tidak ingin kehilangan kesempatan baik tersebut, disamping bahwa Ibnu Ummi Maktum akan bisa dijawab pada lain kesempatan.<br /><br />Tetapi kebijaksanaan Rasulullah Saw ini mendapat teguran dari Allah di dalam surat Abasa, kendatipun tujuannya sangat mulia. Karena cara tersebut mengandung sikap yang tidak dibenarkan oleh syariat Islam, yaitu mengabaikan dan menyakiti hati Abdullah Ibnu Maktum karena ingin menarik hati kaum Musyrik.<br /><br />Tegasnya, tidak seorang pun yang dibenarkan untuk mengubah, melanggar dan meremehkan hukum-hukum dan prinsip-prinsip Islam, dengan dalih kebijaksanaan dalam berdakwah. Sebab suatu kebijaksanaan tidak bisa disebut bijaksana jika tidak terikat oleh ketentuan-ketentuan syariat dan prinsip-prinsipnya.<br /><br />Maraji’<br />Dr. Muhammad Sa’id Al-Buthy (Sirah Nabawiyah )<br /><br /><br /><br /><br /><br /></span>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-84089214435048601432009-07-25T11:43:00.005+07:002009-07-25T11:57:43.904+07:00Do’a : Senjata Orang Beriman<div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr66ICL-9hI-PyAKRUWuAp82Bdq4cD4eeLP63TcecCQUC4Y1mlw7jIdBJl-odhe7ZGPjyf09drnnn79vRkcjDklYm0Px3VVslKRe19NIl-h4dgmkAb5zzYvPhUc8WJYsYJHNMMHuU8IOD_/s1600-h/sujud.jpg"><img style="MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 146px; FLOAT: left; HEIGHT: 105px; CURSOR: hand" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5362256010950975042" border="0" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr66ICL-9hI-PyAKRUWuAp82Bdq4cD4eeLP63TcecCQUC4Y1mlw7jIdBJl-odhe7ZGPjyf09drnnn79vRkcjDklYm0Px3VVslKRe19NIl-h4dgmkAb5zzYvPhUc8WJYsYJHNMMHuU8IOD_/s320/sujud.jpg" /></a>Secara istilah, doa adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Doa merupakan aktifitas ibadah yang paling agung, sebagaimana hadits di atas. Dengan demikian bisa kita fahami bahwa sebuah ibadah pasti mengandung doa kepada Allah SWT, dan doa tanpa ibadah belumlah sempurna.<br /><strong><span style="font-size:130%;"></span></strong></div><div align="justify"><strong><span style="font-size:130%;">Doa</span></strong> adalah senjatanya orang mukmin. Doa bahkan merupakan pangkal atau ‘otak’nya ibadah. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW. : “Doa adalah pangkal (otak-)nya Ibadah.” (HR. Tirmidzi)<br /><span class="fullpost"><br /><br /><strong>Anjuran Berdoa</strong><br />Banyak riwayat dari Nabi SAW yang menganjurkan dan mendorong seseorang hamba untuk berdo’a, diantaranya :<br /><br />“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah, selain daripada doa.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Hurairah)<br /><br />“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)<br /><br />“Mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang apabila dimintai (sesuatu).” (HR Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud)<br /><br />Semua hadits di atas menunjukkan keharusan berdoa yang berupa permohonan hamba kepada Tuhannya, untuk mendapatkan sesuatu.<br /><br /><strong>Doa Pasti Dikabulkan</strong><br />Doa seorang hamba pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman-Nya :<br /><br />“(Dan) Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” (QS. Al Mukmin : 60)<br />“(Dan) apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al Baqarah : 186)<br /><br />Pengabulan doa dari Allah SWT. bersifat pasti, dan hanya Dialah yang dapat mengabulkan doa bukan yang lain. Pengabulan doa bisa sesuai dengan yang diminta hamba-Nya, ditangguhkan hingga hari kiamat, atau dijauhkan dari suatu keburukan. Hal ini sebagaimana Sabda Beliau SAW. :<br /><br />“Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan doa yang tidak mengandung dosa dan memutus hubungan silaturrahim, kecuali Allah akan memberikan kepadanya satu diantara tiga hal : dikabulkan doanya ; ditangguhkan hingga hari kiamat ; atau dijauhkan dari suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Ahmad dari Abi Said Al Khudri)<br /><br />“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah, kecuali akan dikabulkan doanya atau dijauhkan suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubadah Ibn Shamit)<br /><br /><strong>Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa</strong><br />Dalam Islam dikenal waktu-waktu dan tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa, selain dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun. Misalnya berdoa di Raudoh, di masjidil Haram maupun di Madinah dianggap sebagai tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa. Berdoa di antara dua khutbah, sepertiga malam , adalah diantara beberapa waktu yang mustajab untuk berdoa. Salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa adalah ketika sahur di bulan Ramadhan. Waktu sahur adalah waktu yang sangat mustajab. Allah swt meletakkan kemuliaan yang sangat besar pada waktu tersebut. Sayang, kebanyakan manusia hanya memanfaatkannya untuk makan sahur, tanpa menyisihkan waktu untuk bermunajat kepada-Nya. Mengapa mereka melalaikan sabda Rasulullah saw :<br /><br />Rabb kita (Allah) SWT. turun pada setiap malam ke langit dunia, pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman, ”Siapakah yang berdo’a kepada-Ku maka aku akan kabulkan baginya, siapa yang meminta kepada-Ku, maka aku beri kepadanya, Siapa yang meminta ampunan maka Aku akan mengampu-ninya” (HR Bukhari dan Muslim)<br /><br />Sesungguhnya kita sangat membutuhkan waktu-waktu seperti ini, untuk memohon kebaikan hidup di dunia dan akhirat kepada Allah SWT. memohon keselamatan hati kita, dan memohon supaya hidup kita selalu bermakna.<br /><br />Selain itu, Rasulullah saw memberitahukan bahwa do’a orang yang berpuasa akan mendapatkan prioritas pengabulan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagai-mana disebutkan di dalam hadits nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :<br /><br />“Tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak, di antaranya adalah orang yang berpuasa sehingga ia berbuka, di dalam riwayat lain dikatakan, orang yang puasa ketika hendak berbuka.” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)<br /><br />Demikian juga Allah SWT. meletakkan ayat tentang berdoa di antara ayat-ayat yang menjelaskan tentang puasa. Para ulama menjelaskan rahasia peletakkan ayat ini adalah untuk mengisyaratkan bahwa doa orang yang puasa itu tidak tertolak.<br />Tetapi berapa banyak diantara kita yang memperhatikan hal ini? Padahal doa inilah inti ibadah di dalam Islam. Atau dengan kata lain doa ini akan memberikan sema-ngat baru dalam kehidupan seorang muslim. Bahkan, kalau kita telusuri lebih jauh sejarah Islam, maka kita akan mengetahui bahwa doa adalah senjata orang mukmin.<br /><br /><strong>Doa Senjata Orang Mukmin</strong><br />Kekuatan atau kedahsyatan doa bagi seorang muslim tak terbantahkan lagi. Doa adalah senjatanya kaum muslimin, Ad Dua Silah Al Mu’min. Di saat canggihnya mesin dan persenjataan abad modern, strategi dan manuver peperangan, kekuatan dan kedahsyatan doa tetap tidak terbantahkan dan hanya dimiliki oleh orang-orang beriman. Hal ini dikarenakan orang-orang beriman selain berusaha maksimal dalam setiap amal yang dilakukannya, dia juga tidak pernah lupa menggantungkan seluruh usahanya melalui doa kepada Allah SWT. Doa adalah senjatanya orang-orang mukmin, yang telah dicontohkan mulai dari para Nabi dan Rasul, para sahabat, salafus sholeh.<br /><br />Doa adalah senjata yang menyelamatkan Nuh a.s. dengan diturunkannya air bah kepada kaummnya. Doa juga senjata yang menyelamatkan Musa a.s. ketika melawan tiran ketika itu, Firaun. Menyelamatkan Sholeh dari kedzoliman kaum Tsamud, menyelamatkan Huud a.s dari kaum Aad, dan menyelamatkan serta memberikan kemenangan kepada Rasulullah SAW. dalam benyak pertempuran yang beliau lakukan. Bahkan dengan kekuatan dan kedahsyatan doa pulalan, negara super power waktu itu, Persia dan Romawi berhasil ditaklukkan oleh kaum Muslimin.<br /><br />Kedahsyatan dan kekuatan doa bagi orang-orang mukmin akan terus berlangsung, dari zaman Nabi Adam a.s. hingga kini. Contoh kekuatan dan kedahsyatan doa di masa kini banyak dialami oleh para mujahidin di pelbagai bumi jihad. Kita mengetahui kedahsyatan doa para mujahidin Afghanistan, sehingga Syekh Abdullah Azzam merangkumnya dalam buku Ayaturrahman fii Jihadil Afghan. Tentunya hal ini, juga dialami oleh mujahidin di bumi jihad yang lain, seperti di : Irak, Chechnya, Khasmir, Palestina, dan lain-lain. Kisah lolosnya Syekhul mujahid Abu Yahya Al Liby dari penjara Baghram di Afghanistan juga tidak lepas dari kekuatan dan kedahsyatan doa beliau kepada Allah SWT. Di saat-saat kritis, beliau mampu melepas pengikat pintu yang secara akal mustahil dilakukan. Namun dengan doa yang tulus dan ikhlas dan hanya memohon kepadaNya, maka dengan mudah beliau mampu melepas ikatan pintu tersebut dan beliau akhirnya lolos dari penjara Baghram di Afghanistan.<br /><br />Kedahsyatan dan kekuatan doa beserta dampaknya juga bisa dilihat ketika Syekh Muhammad Muhaisany berdoa di Mekkah Mukarromah pada bulan Ramadhan 1422 H. Doa beliau sungguh dahsyat dan menggentarkan seluruh kaum muslimin di sana bahkan kaum muslimin di mana pun dan kapan pun yang mendengarkan doanya tersebut. Setelah beliau berdoa, rezim toghut Saudi menangkap dan memenjarakan beliau. Dalam doanya tersebut, Syekh Muhaisany banyak memohon kepada Allah SWT. agar menolong mujahidin dimana pun mereka berada dan agar Allah SWT. menghancurkan seluruh kekuatan toghut, terutama Amerika yang beliau sebut sebagai sumber toghut dan malapetaka di dunia ini. Akibat doa beliau yang dahsyat itu, rezim toghut Saudi berang dan memenjarakan beliau. Subhanallah!<br /><br /><em>Arrahmah</em></span></div>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-80152409042121065642009-07-25T11:42:00.008+07:002009-07-25T13:44:27.470+07:00Peran pemuda islam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYnqS575pP5cCakzbjBlMfCsOQsA2HjosbRYQBoTyMyi0bv6x79UoPTWdOh5KpnxE4ALpLyjN8jD5PK9fqf4ZFk4J_LjCaATKj2P5u_PcKT6NL3ltlSUsGnkZA-_PfW28adl6SknPgzQ1u/s1600-h/picture251.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 140px; height: 99px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYnqS575pP5cCakzbjBlMfCsOQsA2HjosbRYQBoTyMyi0bv6x79UoPTWdOh5KpnxE4ALpLyjN8jD5PK9fqf4ZFk4J_LjCaATKj2P5u_PcKT6NL3ltlSUsGnkZA-_PfW28adl6SknPgzQ1u/s320/picture251.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5362284153780042306" border="0" /></a><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Pemuda islam</span></span> hari ini adalah gambaran masa depan islam. Apabila baik pemudanya maka akan baik pula islam di dalamnya. Dr. Syakir Ali Salim berpendapat, pemuda islam merupakan tumpuan umat. oleh karena itu existensinya sangat diperlukan di masyarakat.<br /><br />"Maka apakah kamu mengira, bahwa kami menciptakan kamu main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami" QS. al-Mu'minuun:115<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">Peran pemuda dalam pentas sejarah</span><br />Kenalkah anda dengan Nabiyullah Ibrahim AS.? Ibrahim AS adalah sosok pemuda yang disebutkan Allah yang mampu menggentarkan kerajaan namruz. Allah berfirman: "mereka berkata; kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhakla ini yang bernama Ibrahim" QS.21:60.<br /><br />Berkarta Ibnu abbas r.a. tak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia dipilih dikalangan pemuda(yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang alim pun yang diberi ilmu melinkan ia (hanya) dari kalangan pemuda. kemudian ibnu Abbas membaca firman Allah SWT : mereka berkata: kami dengan ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim: QS. al-anbiyaa:60 tafsir ibnu katsir III/183).<br /><br />Allah Berfirman:<br /><br />"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkatbersama Nuh dan dari keturunan Ibrahim dan israel dan dari orang-orang yang telah kami beri petunjuk dan telah kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang maha pemurah kepada mereka maka merka menyungkur dengan bersujud dan menangis." QS. 19:58<br /><br />Begitu juga dengan ashabul kahfi<br /><br />Siapa ashabul kahfi itu?<br />Tidak lain adalah mereka para pemuda pengikut Nabi Isa as. yang diabadikan Allah, karena menolak untuk kembali kepada agama nenek moyangnya dan lebih memilih mengasingkan diri serta berlindung kedalam goa.<br /><br />Nabi muhammad SAW juga diangkat menjadi rasul tatkala baginda berusia 40 tahun. Pengikut-pengikut baginda pada generasi pertama juga kebanyakan dari kalangan pemuda, bahkan ada yang masih kecil, diantarannya adalah:<br /><br />1. Ali bin abi thalib dan Zubair bin Al-Awwam usia 8 tahun;<br />2. Thalhah bin ubaidillah, 11 tahuin;<br />3. Al Arqaam bin abil Arqaam, 12 tahun;<br />4. Abdullah bin Mzhum, 17 tahun;<br />5. Jafar bin Abi thalib, 18 tahun;<br />6. Qudaamah bin abi mazhun, 19 tahun;<br />7. Said bin Zaid dan Shuhaib arrumi berusia di bawah 20 tahun;<br />8. Amir bin Fahirah, 23 tahun;<br />9. Mushab bin umair dan al miqdad bin al aswad, 24 tahun;<br />10. Abdullah bin al Zahsyi, 25 tahun;<br />11. Umar bin al khatab, 26 tahun;<br />12. Abu ubaidah ibnu zarrah dan utbah bin rabiah, amir bin rabiah, nu'aim bin abdillah, usman bin mazhun abu salamah,abdurrahman bin auf dan kesemuanya sekitar 30 tahun;<br />13. Ammar bin yasir diantara 30-40 tahun;<br />14. Abu bakar ash shiddiq 37 tahun. Hamzah bin abdul mutholib 42 tahun dan ubaidah bin al harith yang paling tua diantara mereka yaitu 50 tahun.<br /><br />Mereka mampu menaklukan dunia imperium besar (romawi dan persia) merka juga berhasil melakukan expansi ke berbagai negara yaitu sind di barat daya india,Khazar di utara, armenia dan rusia, juga syam (suria), mesir, tripoli dan sebagian afrika. Penaklukan ini berhasil dapat dirampungkan hanya dalam kurun waktu 35 tahun.<br /><br />Mereka berlayar mengarungi samudera, sehingga membuat batas geografis. kerajaan merka merabah luas hingga mencapai turkistran, bahkan sampai ketimur sampai teritorial cina dan kebarat negeri spanyol di eropa. mereka telah sanggup memperlihatkan kepada dunia akan luasnya kekuasaan islam.<br /><br />Utbah bin nafi yang berdiri di pantai samudera atlantik di ujung barat berdo'a kepada Allah: "Demi Robb Muhammad, sekiranya bukan karena bentangan samudera ini yang menjadi penghalang, niscaya aku akan taklukan seluruh jagat raya ini, demi meninggikan kalimat-Mu, wahai Robbku saksikanlah!!" sementara itu diufuk timur, Qutaibah al bahilly terus menerobos sampai akhirnya ia dapat mencapai perbatasan cina.<br /><br />Mereka telah menghabiskan masa mudanya untus sesuatu yang sangat berharga, memperjuangkan kalimat Allah dengan segala kemampuan mereka masing-masing, sehingga namanya terukir dengan tinta emas dalam pentas sejarah peradaban islam. Bagaimana dengan masa muda kita????<br /><br />Apakah kita termasuk katagori pemuda diatas???<br />Atau seperti yang telah Allah gambarkan dalam Firman-Nya:<br />"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan."<br /><br />Berdasarkan hasil survey komnas anakbekerjasama dengan lembaga perlindungan anak (LPA) di 12 propinsi pada tahun 2007 terungkap sebanyak93,7% anak smp dan smu yang disurvey mengaku pernah melakukan ciuman dan oral seks.<br /><br />Dan sebanyak 62,7% anak smp yang diteliti mengaku sudah tidak perawan. Serta 21,2% remaja SMU yang disurvey penah melakukan aborsi. Dan lagi 97% pelajar SMP dan SMU yang disurvey mengaku suka menonton film forno.<br /><br />Sekitar 1,5% dari seluruh populasi penduduk indonesia merupakan pemakai narkoba. Ini berarti ada sekitar 3,2 hingga 3,6 juta penduduk indonesia yang berkutat dengan penyalahgunaan obat-obatan terlalarang tersebut.<br /><br />Dari angka itu sekitar 15 ribu orang harus meregang nyawa setaiap tahun karena memekai narkoba. Tak kurang dari 78% korban yang tewas akibat narkoba adalah anak muda berusia antaar 19-21 tahun.<br /><br />Angka itu belum termasuk mereka yang terkena dampak lain akibat kasus narkoba. Lebih dari 500 ribu orang positif terkena AIDS(Acquired Immune Deficiency Syindrome) atau sindrom kehilangan kekebalan tubuh yang hingga kini belum ditemukan obatnya.<br /><br />Jalan mana yang kita pilih???<br />Sudah semestinya kita memilih jalan yang diridhoi Allah.<br />Adapum beberapa bekal untuk pemuda islam yang diwasiatkan oleh para ulama yaitu:<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 0);">1. Ilmu yang bermanfaat<br /><br /></span>" Barangsiapa tidak belajar dimasa mudanya, maka bertakbirlah 4 kali sebagai isyarat kematiannya."<br />"belajarlah, karena tidak ada seorangpun yang dilahirkan dengan berilmu." (imam Syafi'i)<br /><br /><span style="color: rgb(51, 0, 0); font-weight: bold;">2. Iman yang mantap (al iman daqiiq)<br /><br /></span>Iman yang menancap dalam-dalam ke dasar hati tidak mudah goyah, sehingga mampu menopang pohon agama ini seluruhnya..<br /><br />seperti Firman Allah :<br />"Sesungguhnya orang-orang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar." QS.49:15<br /><br />Kekuatan inilah yang menyebabkan pemuda islam mulia.<br />"allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.........."<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 0);">3. Kesempurnaan akhlaq<br /><br /></span>"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq."<br /><br />Contoh; pendidikan Lukman yang diberikan kepada anaknya.<br />Firman Allah :<br />"Dan janganlah kamu memalinkan mukamu dari manusia(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." QS.31:18<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 0);">4. Berbuat untuk kejayaan islam dan kaum muslimin</span><br /><br />Allah berfirman:<br />"Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).".QS.42:32<br /><br />"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci." QS.61:9<br /><br />wallahu'alam bishowab....<br /><br /><br /></span>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-18687152558342611602009-07-23T09:15:00.011+07:002009-07-24T11:18:10.623+07:00Al-Ghurabaa<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgzZF6dg6rGDRyXJG-CAFlAhfQlxNASBNi6PKy9ay5_1J_miFFxVZMu673W1q6mOSdaVXfxGZdjO6cVOuqqHB9bOz_t9jXTEvvzw1ujasHfpnYAgc9ei8NBKlb2uyyZdwQTRFiqDigGADn/s1600-h/generasi-ghuraba1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 108px; height: 98px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgzZF6dg6rGDRyXJG-CAFlAhfQlxNASBNi6PKy9ay5_1J_miFFxVZMu673W1q6mOSdaVXfxGZdjO6cVOuqqHB9bOz_t9jXTEvvzw1ujasHfpnYAgc9ei8NBKlb2uyyZdwQTRFiqDigGADn/s320/generasi-ghuraba1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361475018339859218" border="0" /></a></span><span style="font-size:100%;">“Islam dimulai sebagai sesuatu yang asing; dan akan kembali sebagai sesuatu yang asing. Beruntunglah bagi orang-orang yang terasing. “Para sahabat kemudian bertanya: ‘Siapa orang-orang asing Yaa Raslulullah?’ ‘Mereka adalah orang-orang yang menghidupkan sunnahku ketika orang-orang mulai memadamkannya''<br /><br />Tujuan kita yang paling akhir adalah meraih ridha Allah (swt) dan memasuki Jannah (dalam wujud burung-burung hijau – sebagaimana telah dijanjikan untuk para syuhada) hanya bisa terpenuhi ketika kita mencegah yang munkar dan tetap berdiri teguh pada jalan yang benar pada saat orang-orang benar-benar telah berbuat kerusakan. Dalam kehormatan dengan kisah yang sama, Imam Ahmad berkata: “Mereka (orang-orang yang terasing) adalah seseorang yang tinggi (iman-nya) ketika orang-orang menjadi kurang (iman-nya).</span></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /><br />Dalam hadits yang sama yang di sampaikan oleh Abdullah bin Mas’ud (ra) Rasulullah (saw) ditanya:<br /><br />“Yaa Rasulullah siapa mereka (<span style="font-weight: bold;">Al ghurabaa</span>)?’ beliau (saw) menjawab: ‘an Nuzzaa’ min al Qabaa-il (orang-orang yang menarik dirinya dari kaumnya).’” An Nuzzaa’ (orang-orang yang menarik dirinya) mempunyai dua arti:<br /><br />1. Orang-orang yang benar-benar menarik dirinya dari bangsa mereka, kebiasaan keluarga dan tradisinya.<br /><br />2. Orang-orang yang meninggalkan negeri mereka atau tempat tinggal mereka dengan tujuan melaksanakan jihad (berperang memerangi musuh Allah).<br /><br />Rasulullah (saw) telah memuji An Nuzzaa’ sebagaimana mereka adalah orang-orang yang meninggalkan semua bentuk kerusakan, nesionalisme, pergaulan bebas, kebiasaan, tradisi dan sebagainya murni hanya untuk Allah semata, tidak pernah merasa takut dari kesalahan orang-orang yang salah. Mereka adalah orang-orang yang akan menjadi minoritas dan terasa sebagai orang-orang yang asing mereka tidak pernah kompromi mencintai Allah dan RasulNya (saw). An Nuzzaa’ adalah berasal dari kata an naza’ (menarik) dan digunakan untuk permasalahan pada saat ruh dicabut dari tubuh oleh malaikat kematian. An Nuzza’ adalah orang-orang yang berada dalam surga, yang telah mengorbankan bangsa mereka, karier, kebiasaan, dan kultur mereka. Kita melihat mereka secara teratur berangkat ke seberang kerajaan Allah (ber-hijrah), mencegah kemungkaran dan memerangi mereka orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.<br /><br />Dalam riwayat Abdullah bin Amr bin Al Ash (ra) beliau (saw) berkata:<br />“Ketika kami bersama mereka kemudian beliau berkata ‘Toobaa lil Ghurabaa (surga bagi Al Ghurabaa), kami bertanya: ‘siapa mereka?’ beliau (saw) menjawab: ‘mereka adalah orang-orang yang terbaik dan jumlahnya sangat sedikit di bandingkan dengan kebanyakan.” (Sahih uslim, Ibn Maajah, Musnad Imaam Ahmad, al-Bukhaari dan-Tirmidhi)<br /><br />Nabi Muhammad (saw) juga berkata: “di dunia seperti orang asing atau orang-orang yang dilewati.” Siapa saja yang hidup dalam dunia ini sebagai seseorang yang di lewati akan menjadi ghariib (tunggal dari ghurabaa’). Ghurabaa’ mempunyai keimanan dan karekteristik yang khas; selalu melaksanakan apa yang Allah (swt) dan RasulNya perintahkan kepada mereka untuk dilaksanakan, juga menjauhi dari sesuatu yang terlarang.<br /><br />Juga diriwayatkan dalam Tirmidzi dan Abu Dawud bahwa Rasulullah (saw) bersabda:<br />“Akan datang di suatu masa ketika orang-orang memegang teguh Dien akan menjadi seperti memegang bara api di tangannya. Seseorang yang teguh berdiri akan mendapatkan pahala dari lima puluh orang.” Sahabat kemudian bertanya: ‘akankah mereka mendapatkan pahala lima puluh orang diantara kita atau diantara mereka?’ beliau (saw) menjawab: ‘mereka mendapatkan pahala lima puluh orang dari kalian.’”<br /><br />Para Shahabat rasulullah (saw) tidak berhadapan dengan permasalahan yang kita hadapi pada saat ini, seperti membuktikan sebuah hadits itu shahih, sebagaimana mereka bisa bertanya langsung kepada beliau (saw). Tidak juga mereka mempunyai masalah dari beberapa ulamaa’ sebagaimana mereka mempunyai Nabi (saw) untuk mengajari mereka Dien. Dengan pasti untuk mengikuti Nabi Muhammad (saw) tanpa melihatnya, jarak (waktu) yang begitu jauh, lebih sulit daripada mereka para sahabat yang telah bersama Rasulullah, dimana para Shahabat mempunyai kesempatan untuk belajar dari beliau secara langsung. Selanjutnya kita bisa mendapatkan lebih banyak pahala dari yang seharusnya karena kita berhadapan dengan kesulitan yaitu kita tidak bersama Rasulullah (saw).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Jadi Siapa Al-Ghurabaa?</span><br /><br />Al Ghurabaa adalah orang-orang yang taat pada Allah (swt) semata, mengikuti Syari’ah dalam setiap aspek kehidupan. Mereka menyembah, menaati dan mengikuti tidak lain karena Allah, juga tidak berkaitan apakah dia laki-laki atau wanita atu benda padaNya. Mereka adalah contoh untuk mengikuti Rasulullah (saw) dan para Shahabatnya (ra). Tauhid adalah karakteristik mereka sebagaimana mereka memberikan ibdah mereka tiada lain hanyalah Allah semata:<br /><br />Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS Al An’am 6 : 162)<br /><br />Mereka jauh dari mayoritas, bertindak sesuai dengan apa yang telah Allah informasikan kepada manusia:<br /><br />Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS Al An’am 6 : 116)<br /><br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >Ghurabaa</span> yang benar tidak pernah melakukan kerusakan, kultur atau tradisi yang batil (cara kebanyakan orang yang salah sebelumnya kehidupan yang rusak). Ghurabaa membenci semua apa yang mereka lakukan sebelumnya dan segala bentuk ke-jahil-an mereka berada diseberangnya, lebih lanjut, kita tidak akan melihat mereka melaksakan pemungutan suara untuk hukum buatan manusia, menyeru kepada kebebasan, sekulerisme, demokrasi, bersumpah setia pada presiden atau melakukan bentuk ke-kufur-an atau ke-syirik-an.<br /><br /><br /></span></div><span style="font-size:100%;"><br /></span></div>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-62117448550489714172009-07-23T09:04:00.012+07:002009-07-24T11:19:12.896+07:00Makna Thaghut<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkcGHLagsxZEM0VaLlo5b3pwOib76On77ymhyphenhypheno4WEWJWjVnjlu25lGSRnJ1s1i2oEfjJSPqq1raKRoduE_LvG1cBszeWpcvVYerDr2_a8nBawqwwd3w3u5MRDvVRZCdnHivue243wDWZyV/s1600-h/1_852738761m.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 135px; height: 95px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkcGHLagsxZEM0VaLlo5b3pwOib76On77ymhyphenhypheno4WEWJWjVnjlu25lGSRnJ1s1i2oEfjJSPqq1raKRoduE_LvG1cBszeWpcvVYerDr2_a8nBawqwwd3w3u5MRDvVRZCdnHivue243wDWZyV/s320/1_852738761m.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361471424507128290" border="0" /></a>Menurut Syeikh Muhammad Ibnu ‘Abdul Wahhab rahimahullah dalam risalah Fi Makna </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >At</span><span style="font-size:130%;"> </span><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >Thaghut</span><span style="font-size:130%;">:</span> Sesungguhnya hal paling pertama dan utama yang Allah fardlukan atas manusia / insan adalah kufur terhadap thaghut dan iman kepada Allah. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:<br /><br />“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk (menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhi Thaghut itu” (Q.S. An Nahl : 36)</span></div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><span style="font-size:100%;"><br />Dan adapun tata cara kufur terhadap </span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >Thaghut</span><span style="font-size:100%;"> itu adalah engkau meyakini bathilnya ibadah kepada selain Allah, engkau meninggalkannya, membencinya, mengkafirkan pelakunya dan memusuhi mereka itu.<br /><br />Adapun makna </span><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-size:100%;" >iman kepada Allah </span><span style="font-size:100%;">adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Illah yang berhak untuk diibadati, tidak yang lain-Nya, engkau memurnikan semua macam ibadah hanya kepada-Nya dan engkau menafikannya dari segala yang disembah selain-Nya, engkau mencintai ahli Tauhid (ikhlas) dan loyal kepadanya, serta engkau membenci pelaku-pelaku syirik dan memusuhinya. Inilah dien Ibrahim yang dimana orang yang membenci akannya adalah orang yang telah memperbodohi dirinya sendiri, dan inilah suri tauladan yang telah Allah kabarkan di dalam firman-Nya:<br /><br />“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kanu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (Kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja” (Q.S. Al Mumtahanah [60]: 4)<br /><br /></span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >Thaghut</span><span style="font-size:100%;"> adalah umum mencakup segala sesuatu yang disembah selain Allah, sedang dia itu rela dengan peribadatan tersebut, baik yang disembah, atau yang diikuti, atau yang ditaati dalam bukan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya… ini adalah Thaghut.<br /><br />Thaghut-thaghut itu banyak sekali, sedangkan Pelopor-pelopornya ada lima:<br /><br />1. </span><span style="color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" >Syaitan</span><span style="font-size:100%;"> yang mengajak untuk beribadah kepada selain Allah, adapun dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:<br /><br />“Bukankan Aku telah memerintahkan kepada kamu hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. Yasin : 60)<br /><br />2. </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 0, 0);font-size:100%;" >Pemerintah yang dzalim</span><span style="font-size:100%;"> yang merubah hukum-hukum Allah dan dalilnya adalah firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:<br /><br />“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya Telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (Q.S. An Nisa : 60)<br /><br />3. Orang </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 0, 0);font-size:100%;" >memutuskan hukum </span><span style="font-size:100%;">dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah dan dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:<br /><br />“…Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al Maidah [5]: 44)<br /><br />4. Orang yang mengklaim </span><span style="color: rgb(102, 0, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" >mengetahui hal yang ghaib</span><span style="font-size:100%;">, padahal itu adalah hak khusus Allah, dan dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:<br /><br />“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridlai-Nya, maka sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (Q.S. Al Jin : 26-27)<br /><br />Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:<br /><br />“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Q.S. Al An’am [6]: 59)<br /><br />5. Segala sesuatu yang </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 0, 0);font-size:100%;" >disembah selain Allah</span><span style="font-size:100%;">, sedangkan dia rela dengan penyembahan tersebut, dan adapun dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:<br /><br />“Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah Tuhan selain daripada Allah", Maka orang itu kami beri balasan dengan Jahannam, demikian kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim” (Q.S. Al Anbiya [21]: 29)<br /><br />Ketahuilah bahwa orang itu tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman kepada Allah kecuali dengan kufur terhadap thaghut, dan adapun dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:<br /><br />“…Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus…” (Q.S. Al Baqarah [2]: 256)<br /><br /></span><span style="color: rgb(0, 51, 0); font-weight: bold;font-size:100%;" >Ar Rusydu</span><span style="font-size:100%;"> adalah agama Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, dan Al Ghayy adalah agama Abu Jahal, sedangkan Al ‘Urwah Al Wutsqa adalah kesaksian Kalimat syahadat ; Laa ilaaha illallaah, dimana hal ini mengandung penafian dan penetapan. Penafian semua macam ibadah dari selain Allah, dan menetapkan seluruh ibadah hanya kepada Allah yang tidak ada sekutu bagiNya. (di nukil dari Risasah Fi Makna At Thaghut dalam Majmu’ah At Tauhid)<br /><br />Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Orang dikala menghalalkan sesuatu yang disepakati keharamannya, atau mengharamkan sesuatu yang disepakati kehalalannya, atau merubah syari’at yang sudah disepakati, maka dia itu kafir murtad dengan kesepakatan para fuqaha.” [Al Majmu Al Fatawa:3/267]<br /><br />Coba perhatikan: Sekarang perjudian dibolehkan ditempat-tempat tertentu yang sudah dilokasikan, pelacuran dibolehkan ditempat-tempat khusus, bahkan ada pajak di kedua hal itu, praktek riba diberikan perlindungan hukum. Bukankah ini di antara bentuk penghalalan…???<br /><br />Bahkan, bukankah Allah menetapkan bahwa tidak ada pilihan dalam menerima ajaran-Nya itu? tapi sekarang mereka menetapkan sistem yang memberikan hak bebas bagi rakyat untuk memilih apa yang mereka sukai tergantung suara mayoritas. Bukankah ini bentuk perubahan akan syari’at…???<br /><br />Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Siapa yang meninggalkan syari’at yang muhkam yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah penutup para Nabi dan dia malah berhukum kepada syari’aat-syari’at lain yang sudah dihapus, maka dia itu kafir, maka apa gerangan dengan orang yang berhukum kepada Yasiq (hukum buatan) dan mendahulukan atas hukum syari’at itu, maka siapa yang melakukannya dia itu kafir dengan ijma kaum muslimin. [Al Bidayah Wan Nihayah: 13/119]<br /><br />Bila ini status orang yang berhukum kepada undang-undang buatan, maka apa gerangan dengan orang yang menghukumi dengan undang-undang buatan itu… Ini namanya thaghut. Mereka mendirikan lembaga untuk penggodokan hukum dan perundang-undangan, merubah, manambah, mengganti dst…!<br /><br />Syeikh Abdul Aziz bin baaz berkata,”Kesimpulan dari kata-kata para salaf r.a.,bahwa </span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >Thaghut</span><span style="font-size:100%;"> ialah seluruh apa saja yang memalingkan seorang hamba dan menghalanginya dari pengabdian kepada Allah penuh ikhlas dan memalingkan serta menghalanginya dari taat kepadanya dan kepada rasulnya, baik dia syetan berupa jin ataupun syetan berbentuk manusia, pepohonan, bebatuan maupun yang lainnya.</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Termasuk di dalamnya hukum dan undang-undang yang bukan bersumber dari syariat islam, hukum buatan manusia untuk menangani masalah criminal, perdata atau pidana dan untuk menghapus syariat islam. Juga dalam menegakkan hudud, mengharamkan riba, zina, minuman keras,serta yang lainnya berupa undang-undang yang justru menghalalkan dan melindungi perbuatan-perbuatan tersebut.<br /><br />Padahal Undang-undangnya itu sendiri adalah </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Thaghut</span>, Begitu pula si pembuat dan orang yang menggalakan undang-undang tersebut sekaligus para pengikutnya ( simpatisan ) yang setia kepada pembuat atau yang menggalakan undang-undang yang tidak memakai Syariat Allah itu adalah disebut dengan </span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >T H A G H U T</span><span style="font-size:100%;"><br /><br /></span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >BAHAYA THAGHUT</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Seluruh Ummat islam sudah tahu, bahwa Thaghut-Thaghut tersebut suka menyebarkan bencana, menyakiti ummat dan menindas, sehingga mereka hidup menderita. Para Thaghut itu membungkam mulut mereka, membangun istana-istana di atas penderitaan rakyat dan menimbun harta kekayaan dari keringat para hamba.<br /><br />Para Thaghut itu ada yang menjalankan shalat 5 waktu dan puasa. Mereka menyangka bahwa pekerjaan tersebut akan mencegahnya dari azab Allah pada hari kiamat nanti, yaitu hari dimana Allah akan menyiksa mereka karena mentelantarkan hak-hak rakyatnya.<br /><br />Suatu bangsa atau ummat yang menyerahkan kendali kepemimpinannya kepada Thaghut, berarti ummat tersebut menceburkan diri ke lembah kebinasaan dan kesengsaraan. Karena Thaghut itu zhalim, melampaui batas hal-hal yang ma’kul, kemudian ia menjadi pengikut hawanafsunya yang sesat. Dan apabila hawa nafsu sudah turut campur dalam suatu perkara, ia akan menimbulkan bencana dan kerusakan, dan jika ia merasuk ke tubuh suatu bangsa, maka bangsa tersebut akan hancur.<br /><br />Oleh karena itu, bahaya Thaghut pasti akan merasuk di masyarakat. Ia menghancurkan kemajuan dan peradaban mereka. Jangka menyangka bahwa masalah Thaghut ini masalah yang telah basi, dan sekarang sudah berakhir. Namun justru sebaliknya, zaman kita sekarang, para Thaghut tersebut lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih punya pengaruh serta lebih menyesatkan baik terhadap akal maupun dalam perkara agama. Bahkan Thaghut sekarang lebih jahiliah dari jahiliah dahulu…..<br /><br /></span></div>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-11290091525777281412009-07-23T09:03:00.011+07:002009-07-24T11:20:45.385+07:00Tiga Calon Penghuni Neraka<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP_brJmR4qISGMyXE8He4pII43hCvY1c6DC1EbBooeRaQY9A-wSlZeQBlQbCXJY40zKy8_2E3V3f-JkK2ONZWXAKslsVoHVUfVEr7Vhr9LWEXDeQD_bJFZU4vF6b1L7uACehehb5VVG-7y/s1600-h/hell_r190x.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 143px; height: 103px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP_brJmR4qISGMyXE8He4pII43hCvY1c6DC1EbBooeRaQY9A-wSlZeQBlQbCXJY40zKy8_2E3V3f-JkK2ONZWXAKslsVoHVUfVEr7Vhr9LWEXDeQD_bJFZU4vF6b1L7uACehehb5VVG-7y/s320/hell_r190x.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361871441110119186" border="0" /></a>“Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat; anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dayyuts yaitu kepala rumah tangga membiarkan kemungkaran dalam rumah tangganya.” (HR. Nasa’I 5: 80-81; hakim 1: 72, 4: 146-147; Baihaqi 10: 226 dan Ahmad 2: 134)<br /><br />Ajaran Islam adalah ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia kemudian memberikan kepada mereka petunjuk agar selamat di dunia dan akhirat. Petunjuk yang diberikan tersebut berupa Al-Qur’an dan Sunnah Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang harus ditaati dan diamalkan.<br /></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br />Barangsiapa yang menyimpang dari petunjuk Allah dan Rasul-Nya serta mengabaikan perintah dan larangan-Nya akan memperoleh adzab. Allah Yang Maha Adil berkuasa memasukkan menusia ke dalam Surga atau Neraka, tergantung dari amal perbuatan mereka. Bila ada yang dimasukkan-Nya ke dalam Neraka maka halitu adalah berdasarkan keadilan-Nya, Dia sekali-kali tidak berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya.<br /><br />Perintah dan larangan Allah kepada manusia pada hakikatnya adalah demi kemashlahatan menusia itu sendiri. Kendatipun demikian, masih ada saja di antara manusia yang mengabaikan peringatan dan ancaman Allah itu. Maka sudah selayaknya bila Allah menimpakan hukuman akibat perbuatan mereka.<br /><br />Di antara sekian banyak larangan Allah yang harus dijatuhi dan haram dikerjakan ialah:<br /><br />a. Durhaka kepada Kedua Orang Tua<br /><br />Banyak ayat al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menrengkan kewajiban berbakti kepada orang tua. Hal ini menunjukkan betapa agungnya hak mereka dan haram mendurhakai mereka. Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br /><br />“Dan rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janagnlah sekali-kali kamu mengucapkan ‘Ah’ dan janganlah kamu membentakmereka, akan tetapi ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan kasih saying, serta ucapkan: ‘wahai rabbku kasihanilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidik aku di waktu kecil.’” (QS. al-Isra’: 23-24)<br /><br />Berdasarkan ayat di atas, ayah dan ibu adalah orang yang wajib ditaati sesudah Allah dan Rasul-Nya. Kebaikan mereka, khususnya ibu kepada anaknya, tidak dapat dinilai dengan materi. Ibu mengandungnya dengan susah payah, kemudian melahirkannya juga dengan susah payah dan terkadang harus berhadapan dengan maut, menyusui dalam masa berbulan-bulan, bekerja siang dan malam bahkan terkadang harus bengun di tengah malam demi menemani anaknya yang sakit pada saat manusia sedang tidur nyenyak.<br /><br />Kedua orang tua merasa bertanggungjawab memelhara, mendidik, dan mencari nafkah untuk anak-anak mereka. Mereka pun akan merasa gembira ketika anaknya mendapatkan kesenangan, dan menangis serta bersedih bila si anak mendapatklan musibah. Kedua orang tua selalu memikirkan kabahagiaan masa depan si anak.<br /><br />Kalaupun ada orang tua yang buruk akhlaknya, maka mereka tidak ingin anaknya rusak seperti keadaan mereka. Mereka pun tetap berharap agar anak-anak mereka menjadi anak yang shalih. Hal ini merupakan fitrah manusia.<br /><br />Oleh karena itu, Allah dan Rasul-Nya mewajibkan kepada setiap anak agar:<br />· Berbuat baik kepada kedua orang tua<br />· Bersyukur kepada Allah dan kepada mereka<br />· Berlaku lemah lembut kepada mereka<br />· Berkata perkataan yang baik dan penuh hormat<br />· Mendo’akan keduanya<br /><br />Perlu diingat bahwa ketaatan kepada orang tua tidak boleh dalam hal-hal yang bertentangan dengan syari’at. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan,<br /><br />“Tidak boleh seseorang taat kepada siapapun (makhluk) dalam hal berbuat maksiat kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.” (HR. Ahmad 5/66, Hakim)<br /><br />Jadi gambaran durhaka kepada orang tua yaitu anak tidak taat kepada mereka dalam hal yang ma’ruf (sesuai sayari’at).<br /><br />Menurut para ulama, tanda anak durhaka itu ialah:<br />· Anak yang tidak mau tahu hak-hak orang tua,<br />· Tiadk mau mendengar nasihat mereka bahkan menjelekkannya,<br />· Anak yang tidak mau membantu orang tuanya yang miskin padahal dia mampu,<br />· Berkata kasar, membentak, memukul,<br />· Selalu mengeluh dan membengkit-bangkitkan pemberiannya,<br />· Memaksa kedua orang tuanya agar memenuhi kebutuhan dirinya. (As-Suluk Al-Ijtima’i fil Islam, al-Kabair, Buyut La Tadkhuluhal Malaaikah)<br /><br />Anak yang durhaka tidak hanya mendapatkan siksa di akhirat, akan tetapi di dunia pun dia akan mendapatkan balasan buruk sebelum mati, berupa kehinaan, kefakiran, dan ditimpa berbagai macam penyakit. (Buyut La Tadkhuluhal Malaikah, hal. 35)<br /><br />Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,<br />“Ada dua perbuatan yang Allah segerakan siksanya di dunia yaitu melewati batas-batas Allah (zalim) dan durhaka kepada kedua orang tua.” (HR. Hakim; Lihat Shaih Jami’us Shaghir, 2810)<br /><br />b. Wanita yang Menyerupai Laki-Laki<br /><br />Pada zaman sekarang sekarang ini, media massa selalu membesar-besarkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, dengan istilah emansipasi. Para wanita menuntut agar haknya disamakan dengan laki-laki, padahal agama Islam telah mengatur bahwa laki-laki berbeda dengan perempuan. Firman-Nya:<br /><br />“Dan laki-laki itu tidak sama dengan perempuan.” (Ali Imran: 36)<br /><br />Wanita sekarang menuntut ingin sama dengan laki-laki dalam segala hal, baik dalam lapangan kerja, pakaian, hak waris, maupun dalam masalah lainnya. Akibatnya, terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat. Merekamulai cenderung berorientasi pada materi. Setelah kesempatan kerja terbuka luas bagi wanita, mereka menjadi senang bertabarruj (buka aurat), menampakkan perhiasan dan auratnya serta mulai memakai pakaian yang tipis dan ketat. Mereka pun senang dan terbiasa berpakaian serupadengan laki-laki. Menurut mereka, :Ini adalah tuntutan profesi (karier)!!!???” Subhanallah.<br /><br />Tahukah mereka bahwa Allah dan rasul-Nya melaknat wanita yang menyerupai laki-laki dan sebaliknya? Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alalihi wasallam telah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang mwmakai pakaian laki-laki. (HR. Abu Dawud, ahmad, Ibnu Majah, Hakim, dan Ibnu Hibban)<br /><br />Dari Abdullah bin Amr radhiallallhu ‘anhu, ia berkata: aku pernah mendengar Rasululah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,<br /><br />“Tidak termasuk golongan kami para wanita yang menyerupai laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai wanita.” (HR. Ahmad 2/199-200, Thabrani,abu Nu’man dan Bukhari dalam kitab Tarikhnya)<br /><br />c. Dayyuts<br /><br />Golongan ini adalah orang –orang yang membiarkan terjadinya kemungkaran di rumah tangganya. Firman-Nya:<br /><br />“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-tahrim: 6)<br /><br />Para ulama salaf menjelaskan makna jagalah dirimu dan keluargamau dari api neraka, sebagai berikut:<br /><br />1. Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: “Beramallah dengan taat kepada Allah, takut berbuat maksiat, dan perintahkan keluargamu agar ingat hokum-hukum-Nya, niscaya Dia akan menyelamatkanmu dari api neraka.”<br /><br />2. Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata: “Ajarkanlah akhlak dan kebaikan budi pekerti kepada mereka.”<br /><br />3. Mujahid rahimahullah berkata: “takutlah kepda Allah dan nasihatilah keluargamu supaya bertaqwa kepada-Nya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/412-413)<br /><br />Ayat di atas mewajibkan seorang suami atau kepala rumah tangga bertanggungjawab dalam rumah tangganya. Seorang bapak atau suami merupakan orang pertama dalam rumah tangga yang harus berusaha agar rumah tangganya damai, tenteram, dan penuh rahmat Allah. Untuk itu, diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh.<br /><br />Terkadang seorang bapak mempunyai cita-cita seperti itu namun salah mengambil jalan sehingga cita-citanya tidak terwujud.<br /><br />Karena itu, tarbiyyah (pendidikan) dan pembinaan rumah tangga harus mendapatkan priorotas utama. Seorang bapak harus berupaya membina isteri, anak, dan keluarga yang terdekat semisal mengingatkan mereka untuk shalat.<br /><br />Jika seorang bapak atau suami bersikap diam dan merasa aman terhadap isteri dan anaknya yang sudah terperangkap dalam adat jahiliyah, atau telah melanggar syari’at Islam, maka suami atau bapak seperti inilah yang dinamakan dayyuts.<br /><br />Sikap suami yang membiarkan isteri dan anaknya berbuat kejelekan dalam rumah tangganya sangat berbahaya. Ia membiarkan anak dan isterinya meninggalkan shalat, membiarkan mereka mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram. Ia menganggap baik perbuatan keji, zina beserta sarana yang membawa kepada zina. Ia tidak merasa cemburu pada perbuatan isteri dan anak-anaknya, bahkan ia membiarkan mereka berbuat maksiat. Maka, kelak dia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah di hari kiamat.<br /><br />Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketauhilah, kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin atas rakyatnya dan bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya. Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang perempuan juga pemimpin bagi rumah suami dan anak-anaknya dan ia bertanggung jawab atas itu semua, seorang hamba sahaya bertanggung jawab terhadap harta tuannya.” (HR. Bukhari, Muslim, ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi.)<br /><br />Source: Abujibriel.com<br />Arrahmah.com<br /><br /></div><br /></div>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-20597396267718420122009-07-23T09:03:00.010+07:002009-07-24T11:19:59.280+07:00Mus’ab bin Umair - Duta Islam Pertama<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwQmjzBz432jopGXxlkrO4I3onbU_uebm33VKMwIcbaUCgwfsFtV78NkZzmUPiUmEvcIGLGDwWme-BT7QwyobcvlG2vgIjJ7uinvEcgPnbkaZrg8PrmAT6lPLU9zouDEDhwYRbcMayHos7/s1600-h/mujahideen-1_r190x.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 159px; height: 125px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwQmjzBz432jopGXxlkrO4I3onbU_uebm33VKMwIcbaUCgwfsFtV78NkZzmUPiUmEvcIGLGDwWme-BT7QwyobcvlG2vgIjJ7uinvEcgPnbkaZrg8PrmAT6lPLU9zouDEDhwYRbcMayHos7/s320/mujahideen-1_r190x.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361873849130656290" border="0" /></a><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Mus’ab bin Umair</span></span> adalah sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang sangat berjasa dan menjadi teladan kepada umat Islam sepanjang zaman. Sebelum memeluk Islam, dia berperawakan lemah lembut, suka berpakaian kemas, mahal dan indah. Malah dia selalu bersaing dengan kawan-kawannya untuk berpakaian sedemikian. Keadaan dirinya yang mewah dan rupanya yang kacak menyebabkan Mus’ab menjadi kegilaan gadis di Makkah. Mereka sentiasa berangan-angan untuk menjadi isterinya.<br /><br />Mus’ab sebenarnya adalah anak yang paling disayangi ibunya berbanding adik adiknya yang lain. Apa sahaja permintaannya tidak pernah ditolak. Oleh itu tidaklah mengherankan apabila ibunya begitu marah selepas mendapat tahu Mus’ab telah menganut Islam. Ibunya telah mengurung dan menyiksa Mus’ab selama beberapa hari dengan harapan dia akan meninggalkan Islam. Tindakan ibunya tidak sedikit pun menimbulkan rasa takut pada Mus’ab, sebaliknya dia tidak jemu-jemu membujuk ibunya memeluk Islam kerana sayang pada ibunya. Mus’ab membuat pelbagai usaha tetapi semua tindakannya hanya menambahkan lagi kemarahan dan kebencian ibunya.<br /></div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br />Pada suatu hari Mus’ab melihat ibunya dalam keadaan pucat lesu. Dia pun menanyakan sebabnya. Kata ibunya, dia telah berniat di hadapan berhala bahwa dia tidak akan makan dan minum sehingga Mus’ab meninggalkan Islamnya. Mendengar jawaban ibunya, Mus’ab berkata kepada ibunya: “Andaikata ibu mempunyai seratus nyawa sekalipun, dan nyawa ibu keluar satu demi satu, nescaya saya tetap tidak akan meninggalkan Islam sama sekali”.<br /><br />Mendengar jawaban Mus’ab yang begitu tegas dan berani, ibunya pun mengusir Mus’ab dari rumah, maka Tinggallah Mus’ab bersama-sama Rasulullah dan sahabat-sahabat yang sangat daif ketika itu. Untuk meneruskan kehidupannya, Mus’ab berusaha sendiri bekerja mencari nafkah dengan menjual kayu api. Apabila sampai berita ini kepada ibunya, dia merasa amat marah dan malu kerana kebangsawanannya telah dicemari oleh sikap Mus’ab. Adik-beradik Mus’ab juga sering menemui dan memujuknya supaya kembali menyembah berhala. Tetapi Mus’ab tetap mempertahankan keimanannya.<br /><br />Sewaktu ancaman dan seksaan kaum Quraisy ke atas kaum Muslim menjadi-jadi, Rasulullah telah mengarahkan supaya sebahagian sahabat berhijrah ke Habysah. Mus’ab turut bersama-sama rombongan tersebut. Sekembalinya dari Habsyah, keadaan beliau semakin berubah. Kurus kering dan berpakaian compang-camping lantaran penyiksaan Quraisy ke atasnya. Keadaan itu menimbulkan rasa sedih di dalam hati Rasulullah. Kata-kata Rasulullah mengenai Mus’ab sering disebut-sebut oleh sahabat:, “Segala puji bagi bagi Allah yang telah menukar dunia dengan penduduknya. Sesungguhnya dahulu saya melihat Mus’ab seorang pemuda yang hidup mewah ditengah-tengah ayah bondanya yang kaya raya. Kemudian dia meninggalkan itu semua kerana cinta kepada Allah dan Rasul-Nya”.<br /><br />Apabila ibu Mus’ab mendapat tahu mengenai kepulangannya, dia memujuk anaknya supaya kembali kepada berhala. Dia mengutuskan adik Mus’ab yang bernama Al-Rum untuk memujuknya. Namun Mus’ab tetap dengan pendiriannya. Bagaimanapun tanpa pengetahuan ibunya, Al-Rum juga sudah memeluk Islam tetapi dia merahsiakannya. Mus’ab, adalah orang pertama diutus oleh Nabi ke Madinah untuk berdakwah. Hasil dakwahnya, pada tahun tersebut 12 orang Madinah Masuk Islam dan bertemu dengan Nabi di Musim Haji untuk mengikat janji setia dengan Nabi (Perjanjian A’qabah 1). Pada tahun berikutnya 70 lagi orang Madinah masuk Islam dan datang ke Mekah di musim Haji untuk berjanji setia dengan Nabi (Perjanjian A’qabah 2). Kejayaan cemerlangnya inilah, pembuka jalan kepada Nabi dan para sahabat untuk berhijrah ke Madinah.<br /><br />Sewaktu terjadi peperangan Uhud, Mus’ab ditugaskan memegang bendera-bendera Islam. Peringkat kedua peperangan telah menyebabkan kekalahan di pihak tentera Muslimin. Tetapi Mus’ab tetap tidak berganjak dari tempatnya dan menyeru: Muhammad adalah Rasul, dan sebelumnya telah banyak diutuskan rasul.<br /><br />Ketika itu, seorang tentera berkuda Quraisy, Ibn Qamiah menyerbu ke arah Mus’ab dan menetak tangan kanannya yang memegang bendera Islam. Mus’ab menyambut bendera itu dengan tangan kirinya sambil mengulang-ulang laungan tadi. Laungan itu menyebabkan Ibn Qamiah bertambah marah dan menetak tangan kirinya pula. Mus’ab terus menyambut dan memeluk bendera itu dengan kedua-dua lengannya yang kudung. Akhirnya Ibn Qamiah menikamnya dengan tombak. Maka gugurlah Mus’ab sebagai syuhada’ Uhud.<br /><br />Al-Rum, Amir ibn Rabiah dan Suwaibit ibn Sad telah berusaha mendapatkan bendera tersebut daripada jatuh ke bumi. Al- Rum telah berjaya merebutnya dan menyaksikan sendiri syahidnya Mus’ab. Al- Rum tidak dapat lagi menahan kesedihan melihat kesyahidan abangnya. Tangisannya memenuhi sekitar bukit Uhud. Ketika hendak dikafankan, tidak ada kain yang mencukupi untuk menutup jenazahnya. Keadaan itu menyebabkan Rasulullah tidak dapat menahan kesedihan hingga bercucuran air mata baginda. Keadaannya digambarkan dengan kata-kata yang sangat masyhur:<br /><br />"Apabila ditarik kainnya ke atas, bahagian kakinya terbuka. Apabila ditarik kainnya ke bawah, kepalanya terbuka. Akhirnya, kain itu digunakan untuk menutup bahagian kepalanya dan kakinya ditutup dengan daun-daun kayu."<br /><br />Demikian kisah kekuatan peribadi seorang hamba Allah dalam mempertahankankebenaran dan kesucian Islam. Beliau jugalah merupakan pemuda dakwah yangpertama mengetuk setiap pintu rumah di Madinah sebelum berlakunya hijrah.<br /><br />Kisahnya mempamerkan usaha dan pengorbanannya yang tinggi untuk menegakkan kebenaran. Semua itu adalah hasil proses tarbiyah yang dilaksanakan oleh Rasulullah.<br /><br />Mus’ab telah menjadi saksi kepada kita akan ketegasan mempertahankan aqidah yang tidak berbelah bagi terhadap Islam sekalipun teruji antara kasih sayang kepada ibunya dengan keimanan. Mus’ab lebih mengutamakan kehidupan Islam yang serba sederhana berbanding darjat dan kehidupan serba mewah. Dia telah menghabiskan umurnya untuk Islam, meninggalkan kehebatan dunia, berhijrah zahir dan batin untuk mengambil kehebatan ukhrawi yang sejati sebagai bekalan akhirat.<br /><br />arrahmah.com<br /><br /><br /><br /></div>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-16670856205672522472009-07-23T09:02:00.010+07:002009-07-24T11:35:42.618+07:00Dua Polisi yang Menyaksikan Eksekusi atas Sayyid Qutb<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihE2tvinix0aBqG-6DF-lkiw8PI7ETG8eGVKqZGrW1odnKIptQ-NNd-Za9DxMEuj-fHW-7u0o3HCYPVmyLiAWXG9tZn3IbBGzvYpEWu1dfaiH0uhJYSZu1KFnWlib53RYLGn9jc3k41Byv/s1600-h/said-qutub_r190x.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 126px; height: 87px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihE2tvinix0aBqG-6DF-lkiw8PI7ETG8eGVKqZGrW1odnKIptQ-NNd-Za9DxMEuj-fHW-7u0o3HCYPVmyLiAWXG9tZn3IbBGzvYpEWu1dfaiH0uhJYSZu1KFnWlib53RYLGn9jc3k41Byv/s320/said-qutub_r190x.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361838745565095906" border="0" /></a>Ulama, da’i, serta para penyeru Islam yang mempersembahkan nyawanya di Jalan Allah, atas dasar ikhlash kepadaNya, sentiasa ditempatkan Allah sangat tinggi dan mulia di hati segenap manusia.<br /><br />Di antara da’i dan penyeru Islam itu adalah Syuhada (insya Allah) Sayyid Qutb. Bahkan peristiwa eksekusi matinya yang dilakukan dengan cara digantung, memberikan kesan mendalam dan menggetarkan bagi siapa saja yang mengenal Beliau atau menyaksikan sikapnya yang teguh. Di antara mereka yang begitu tergetar dengan sosok mulia ini adalah dua orang polisi yang menyaksikan eksekusi matinya (di tahun 1966).<br /></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br />Salah seorang polisi itu mengetengahkan kisahnya kepada kita:<br /><br />Ada banyak peristiwa yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, lalu peristiwa itu menghantam kami dan merubah total kehidupan kami.<br /><br />Di penjara militer pada saat itu, setiap malam kami menerima orang atau sekelompok orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda. Setiap orang-orang itu tiba, atasan kami menyampaikan bahwa orang-orang itu adalah para pengkhianat negara yang telah bekerja sama dengan agen Zionis Yahudi. Karena itu, dengan cara apapun kami harus bias mengorek rahasia dari mereka. Kami harus dapat membuat mereka membuka mulut dengan cara apapun, meski itu harus dengan menimpakan siksaan keji pada mereka tanpa pandang bulu.<br /><br />Jika tubuh mereka penuh dengan berbagai luka akibat pukulan dan cambukan, itu sesuatu pemandangan harian yang biasa. Kami melaksanakan tugas itu dengan satu keyakinan kuat bahwa kami tengah melaksanakan tugas mulia: menyelamatkan negara dan melindungi masyarakat dari para “pengkhianat keji” yang telah bekerja sama dengan Yahudi hina.<br /><br />Begitulah, hingga kami menyaksikan berbagai peristiwa yang tidak dapat kami mengerti. Kami mempersaksikan para ‘pengkhianat’ ini sentiasa menjaga shalat mereka, bahkan sentiasa berusaha menjaga dengan teguh qiyamullail setiap malam, dalam keadaan apapun. Ketika ayunan pukulan dan cabikan cambuk memecahkan daging mereka, mereka tidak berhenti untuk mengingat Allah. Lisan mereka sentiasa berdzikir walau tengah menghadapi siksaan yang berat.<br /><br />Beberapa di antara mereka berpulang menghadap Allah sementar ayunan cambuk tengah mendera tubuh mereka, atau ketika sekawanan anjing lapar merobek daging punggung mereka. Tetapi dalam kondisi mencekam itu, mereka menghadapi maut dengan senyum di bibir, dan lisan yang selalu basah mengingat nama Allah.<br /><br />Perlahan, kami mulai ragu, apakah benar orang-orang ini adalah sekawanan ‘penjahat keji’ dan ‘pengkhianat’? Bagaimana mungkin orang-orang yang teguh dalam menjalankan perintah agamanya adalah orang yang berkolaborasi dengan musuh Allah?<br /><br />Maka kami, aku dan temanku yang sama-sama bertugas di kepolisian ini, secara rahasia menyepakati, untuk sedapat mungkin berusaha tidak menyakiti orang-orang ini, serta memberikan mereka bantuan apa saja yang dapat kami lakukan. Dengan ijin Allah, tugas saya di penjara militer tersebut tidak berlangsung lama. Penugasan kami yang terakhir di penjara itu adalah menjaga sebuah sel di mana di dalamnya dipenjara seseorang. Kami diberi tahu bahwa orang ini adalah yang paling berbahaya dari kumpulan ‘pengkhianat’ itu. Orang ini adalah pemimpin dan perencana seluruh makar jahat mereka. Namanya Sayyid Qutb.<br /><br />Orang ini agaknya telah mengalami siksaan sangat berat hingga ia tidak mampu lagi untuk berdiri. Mereka harus menyeretnya ke Pengadilan Militer ketika ia akan disidangkan. Suatu malam, keputusan telah sampai untuknya, ia harus dieksekusi mati dengan cara digantung.<br /><br />Malam itu seorang sheikh dibawa menemuinya, untuk mentalqin dan mengingatkannya kepada Allah, sebelum dieksekusi.<br /><br />(Sheikh itu berkata, “Wahai Sayyid, ucapkanlah Laa ilaha illa Allah…”. Sayyid Qutb hanya tersenyum lalu berkata, “Sampai juga engkau wahai Sheikh, menyempurnakan seluruh sandiwara ini? Ketahuilah, kami mati dan mengorbankan diri demi membela dan meninggikan kalimat Laa ilaha illa Allah, sementara engkau mencari makan dengan Laa ilaha illa Allah”. Pent)<br /><br />Dini hari esoknya, kami, aku dan temanku, menuntun dan tangannya dan membawanya ke sebuah mobil tertutup, di mana di dalamnya telah ada beberapa tahanan lainnya yang juga akan dieksekusi. Beberapa saat kemudian, mobil penjara itu berangkat ke tempat eksekusi, dikawal oleh beberapa mobil militer yang membawa kawanan tentara bersenjata lengkap.<br /><br />Begitu tiba di tempat eksekusi, tiap tentara menempati posisinya dengan senjata siap. Para perwira militer telah menyiapkan segala hal termasuk memasang instalasi tiang gantung untuk setiap tahanan. Seorang tentara eksekutor mengalungkan tali gantung ke leher Beliau dan para tahanan lain. Setelah semua siap, seluruh petugas bersiap menunggu perintah eksekusi.<br /><br />Di tengah suasana ‘maut’ yang begitu mencekam dan menggoncangkan jiwa itu, aku menyaksikan peristiwa yang mengharukan dan mengagumkan. Ketika tali gantung telah mengikat leher mereka, masing-masing saling bertausiyah kepada saudaranya, untuk tetap tsabat dan shabr, serta menyampaikan kabar gembira, saling berjanji untuk bertemu di Surga, bersama dengan Rasulullah tercinta dan para Shahabat. Tausiyah ini kemudian diakhiri dengan pekikan, “ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD!” Aku tergetar mendengarnya.<br /><br />Di saat yang genting itu, kami mendengar bunyi mobil datang. Gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda.<br /><br />Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Qutb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar, “Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap Anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari Presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga Anda dan seluruh teman-teman Anda akan diampuni”.<br /><br />Perwira itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah pulpen, lalu berkata, “Tulislah Saudaraku, satu kalimat saja… Aku bersalah dan aku minta maaf…”<br /><br />(Hal serupa pernah terjadi ketika Ustadz Sayyid Qutb dipenjara, lalu datanglah saudarinya Aminah Qutb sembari membawa pesan dari rejim thowaghit Mesir, meminta agar Sayyid Qutb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada Presiden Jamal Abdul Naser, maka ia akan diampuni. Sayyid Qutb mengucapkan kata-katanya yang terkenal, “Telunjuk yang sentiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap shalatnya, menolak untuk menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada rejim thowaghit…”. Pent)<br /><br />Sayyid Qutb menatap perwira itu dengan matanya yang bening. Satu senyum tersungging di bibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa Beliau berkata, “Tidak akan pernah! Aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan Akhirat yang abadi”.<br /><br />Perwira itu berkata, dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mencekam, “Tetapi Sayyid, itu artinya kematian…”<br /><br />Ustadz Sayyid Qutb berkata tenang, “Selamat datang kematian di Jalan Allah… Sungguh Allah Maha Besar!”<br /><br />Aku menyaksikan seluruh episode ini, dan tidak mampu berkata apa-apa. Kami menyaksikan gunung menjulang yang kokoh berdiri mempertahankan iman dan keyakinan. Dialog itu tidak dilanjutkan, dan sang perwira memberi tanda eksekusi untuk dilanjutkan.<br /><br />Segera, para eksekutor akan menekan tuas, dan tubuh Sayyid Qutb beserta kawan-kawannya akan menggantung. Lisan semua mereka yang akan menjalani eksekusi itu mengucapkan sesuatu yang tidak akan pernah kami lupakan untuk selama-lamanya… Mereka mengucapkan, “Laa ilaha illah Allah, Muhammad Rasulullah…”<br /><br />Sejak hari itu, aku berjanji kepada diriku untuk bertobat, takut kepada Allah, dan berusaha menjadi hambaNya yang sholeh. Aku sentiasa berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosaku, serta menjaga diriku di dalam iman hingga akhir hayatku.<br /><br /><br /><br />Diambil dari kumpulan kisah: “Mereka yang kembali kepada Allah”<br />Oleh: Muhammad Abdul Aziz Al Musnad<br />Diterjemahkan oleh Dr. Muhammad Amin Taufiq.<br /><br />Courtesy: Al Firdaws English Forum<br /></div><br /></div>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-76765071757896127232009-07-23T09:02:00.008+07:002009-07-24T11:24:26.093+07:00UMAR MOCHTAR “The Lion Of The Desert”<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQZC0s1k7RFzTYK8C0VG4H6tD5OpoGu-XvoBDG755L6ghOiNjs3bzMKQOE68LoKu3fkk9xZPtCcyBUXmh_jPpdMfTyUnjRohfQHB-zKOavwYgyBeehsnRRTDFkg3azYCvvbFmfIa_DV9HO/s1600-h/393pxomarmukhtar132ur_r190x.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 90px; height: 80px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQZC0s1k7RFzTYK8C0VG4H6tD5OpoGu-XvoBDG755L6ghOiNjs3bzMKQOE68LoKu3fkk9xZPtCcyBUXmh_jPpdMfTyUnjRohfQHB-zKOavwYgyBeehsnRRTDFkg3azYCvvbFmfIa_DV9HO/s320/393pxomarmukhtar132ur_r190x.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361840163931691458" border="0" /></a>"Akan selalu ada segolongan dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, mereka tidak akan dimudharatkan oleh orang–orang yang menghina dan menyalahi mereka sampai datang keputusan Allah." ( HR. Muslim )<br /><br />Adalah <span style="font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Umar Mukhtar</span>.</span> Seorang tokoh dan figur yang memiliki semangat juang tinggi, intelektual, cerdas danberdedikasi tinggi pada agamanya. Dilahirkan tahun 1861, Umar memulai hidupnya menjadi seorang sufi dan memasuki tarekat yang bernama Sanusiyah sampai beliau meninggal. Tarekat yang unik. Ia tidak meninggalkan dunia tetapi peduli terhadap persoalan dunia. Tarekat ini sering berperang melawan ketidakadilan. Ini mengingatkan kita dengan do’a Abu Bakar, “Ya Allah! Jadikanlah dunia ini di tangan kami bukan di hati kami”.<br /></div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br />Awal Perjuangan Libya Tahun 1911 kapal-kapal perang Itali berlabuh di pantai Tripoli, Libya. Mereka membuat permintaan kepada kekhalifahan Turki Ustmaniyah untuk menyerahkan Tripoli kepada Italia. Kalau tidak kota itu akan dihancurkan. Bersama rakyat Libya, kekhalifahan menolaknya mentah–mentah permintaan itu. Mereka menganggap hal ini sebuah penghinaan. Akibatnya, titisan bangsa Romawi ini pun mengebom kota Tripoli tiga hari tiga malam. Peristiwa ini menjadi seri perjuangan mujahidin Libya, bersama tentara Turki melawan pasukan Italia.<br /><br />Tahun 1912, Sultan Turki menandatangani sebuah perjanjian damai yang sejatinya sebagai simbol menyerahnya Turki kepada Italia. Perjanjian itu diadakan di kota Lausanne,Switzerland. Itulah awal pemerintahan kolonial Italia berkuasa di Libya. Namun, perjanjian ini ditolak rakyat Libya. Mereka tetap melanjutkan perang jihad. Di beberapa wilayah, mereka masih tetap dibantu oleh tentara Turki yang tidak mematuhi perintah dari Jenderal<br />Turki di pusat kekhalifahan, Istanbul.<br /><br />‘Sang Alim’ yang Peduli Umat Kecaman yang menimpa muslim Libya membuat Umar harus meninggalkan semua pengajiannya, demi kebutuhan umat. Sang Alim melayangkan pikiran, kita sejenak pada sosok Abdullah ibn Mubarak. Ulama besar yang peduli dengan kondisi yang bergolak saat itu.<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Umar Mukhtar</span> </span>merupakan seorang komandan perang yang juga master dalam strategi perang gerilya di padang pasir. Ia memanfaatkan pengetahuannya tentang peta geografi Libya,untuk memenangi pertempuran. Terlebih pasukan Italia ‘buta’ dengan padang pasir. Beliau benar-benar memanfaatkan keterbatasan itu sebagai area menjadi sebuah titik kemenangan. Karena ia menyadari, ia bergerak dalam ruang lingkup hukum alam atau sunnatullah. “Jangan pernah melawan sunnatullah pada alam, sebab ia pasti akan mengalahkanmu. Tapi gunakanlah sebagiannya untuk menundukkan sebagian yang lain, niscaya kamu akan sampai tujuan”,kaedah indah yang dipakai imam syahid Hasan Al-Banna.<br /><br />Umar Mukhtar memiliki sekitar 6000 pasukan. Beliau juga membentuk pasukan elit kecil yang mempunyai mobility dan keterampilan perang yang tinggi. Keistimewaanya, berani tampil menjemput syahid. Pasukan ini mirip Brigade Izzuddin Al-Qassam yang miliki HAMAS di Palestina.<br /><br />Tahun 1921 Umar Mukhtar tertangkap, karena pengkianatan salah seorang pasukannya. Tetapi berkat kepiawaiannya berdiplomasi dalam bahasa Inggris, Umar pun cepat dibebaskan oleh tentara musuh. Di tahun yang sama, Libya diperintah oleh Gubernur Jenderal Guiseppe Volvi. Ia mendeklarasikan akan “memperjuangkan hak-hak Italia dengan darah”. Lima belas ribu pasukan Italia pun disebar di kota Libya untuk membunuh para penduduk awam. Angkatan udara italia pun juga ikut berbicara. Kepala operasi ketentaraan ini adalah Pietro Badoglio dan Rudolfo Graziani. Nama terakhir ini tidak mengecualikan seorang pun dari pendukung-pendukung Umar yang tertangkap. Semuanya harus dibantai. Hal ini mendorong Umar beserta pasukannya kembali angkat senjata. Kemenangan pun diperoleh.<br /><br />Italia kalang kabut. Mereka ambil sikap, menangkapi rakyat biasa Libya. Karena itu, Mujahidin Libya harus menjalani peperangan yang sangat panjang. Umar berganti titel; komandan perang untuk seluruh wilayah Libya. Terlebih, ia seorang ‘lulusan’ penjara Italia, sekolah yang semakin membesarkan cintanya membela Islam.<br /><br />Peperangan yang berkisar pada tahun 1923– 931, menyebabkan Italia menderita kerugian yang amat sangat. Italia kalah perang di mana-mana. Setelah mendapat laporan dari Libya, Benito Musollini turun tangan. Ia mengirim 400.000 pasukannya ke Libya. Perang menjadi sangat tidak seimbang. Ibarat David versus Goliath. Pasukan Umar Mukhtar ‘hanya’ 10.000 orang. Di dalam al-Quran disebutkan bahwa bandingan pasukan muslim melawan pasukan kafir 1:10. Sangat wajar 10.000:400.000 mengakibatkan kekalahan mujahidin Libya.<br /><br />‘Sang Idola’ Menjemput Syahid<br /><br />Hukum Sunnatullah berlaku. Apalagi Mujahidin Libya telah berperang selama 20 tahun. Italia? mereka selalu berdarah segar, terkecuali para pemimpinnya. Tahun 1931, Umar Mukhtar tertangkap. Sebuah pukulan telak kepada rakyat Libya. Beliau pun diadili dalam pengadilan yang tidak ada keadilan di dalamnya. Akhirnya, 16 September 1931 Umar Mukhtar mendapatkan karunia Ilahiyah yang mengabadikannya; tiang gantungan. Sebuah icon paling penting dalam sejarah tirani abad ke-20. Simbol yang sangat akrab di telinga kaum muslimin khususnya.<br /><br />Ratusan ribu rakyat Libya pun tak kuasa menahan tangisnya. Sedih karena sang idola telah tiada. Tetapi terharu melihat sang idola tersenyum menemui Robb-nya. Mereka semua mempunyai alasan untuk menitikkan air mata kesedihan. Sebagaimana kesedihan yang dirasakan wanita-wanita Madinah ketika mendengar berita kematian Khalid bin Walid di Syam. Sebab, orang-orang seperti itu memang layak ditangisi.<br /><br />‘Sang Pemimpin’ dan Rahasia di Balik Kesuksesannya<br /><br />Italia sangat terkenal dengan kekuatan militer. Terlebih, ia di bawah arahan Benito Musollini; diktator Italia yang menganut Fasis. Teman akrabnya, Adolf Hittler; diktator Jerman yang menganut Nazi. Membuat kocar kacir kekuatan yang ‘maha dahsyat’ seperti itu tidaklah mudah. Bahkan sangat berat. Tetapi tidak bagi Umar dan pasukannya. Mereka seringkali menjungkalkan benteng pertahanan milik Italia.<br /><br />Sang pemimpin memiliki daya karismatik yang tinggi di mata rakyat Libya. Beliau mungkin sesuai dengan cara Umar bin Khatab r.a memaknai nilai seorang pemimpin di mata Allah. Ia berpesan kepada para pejabat di masa kekhalifahannya, “Ketahuilah kedudukan Anda di mata Allah dengan cara melihat tingkat penerimaan masyarakat kepada Anda!” Beliau memiliki keyakinan bahwa Allah hanya akan mau memenangkan agama-Nya dengan usaha-usaha manusia, bukan dengan mukjizat demi mukjizat. Di sinilah kunci kemenangan mujahidin Libya. Pasukan Umar Mukhtar sering memenangi peperangan meskipun dalam rasio pasukan yang jauh berbeda.<br /><br />Sang pemimpin mengajarkan kepada kita bertarung dengan ruh dan semangat. Ketika ‘itu’ hilang dalam diri, maka segeralah bersiap–siap mengubur kemenangan. Umar Mukhtar adalah seorang manusia seperti halnya kita. Ia juga selalu dirundung banyak masalah. Pasti!. Kesedihan, kecemasan dan ketakutan. Bahkan keputusasaan serta keterpurukan pun mendera jiwanya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut pastilah menyedot energi fisik, jiwa spiritual, dan pemikirannya. Namun, ia tahu bagaimana melawan ketakutan dan kesedihan. Memunculkan harapan di atas keputusasaan. Mereka selalu tampak santai dalam kesibukan, tenang di bawah tekanan, bekerja dalam kesulitan, optimis di depan tantangan, dan gembira dalam segala situasi.<br /><br />Itu semua hanya berangkat dengan modal keyakinan iman dalam jiwanya. Ia memiliki tradisi spiritualitas yang khas. Selalu berharap akan pertolongan dan kemenangan dari Allah. Itu<br /><br />semua terlukis dalam bentuk ibadah nadhahnya kepada sang Khalik dan perbuatan ‘saleh’ lainnya. Karena itu, ia abadi dalam kenangan manusia. Menjadi bintang abadi di langit sejarah. Wallahua’lam bisshawwab.<br /><br />Source: Brain News<br />www.arrahmah.com<br /><br /><br /></div>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2586641937584649089.post-76583483007041347572009-07-23T09:01:00.006+07:002009-07-24T11:26:14.077+07:00Abdullah Azzam<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBFwmpKNiN9aRXrriyvJ-QAV57AzM_w1XgpBXTb4GfgWWQ3n0vSsW7wkgq3s4rbtSAjutTrMrNAxd4ENloDZU0BQTQJYWbcvZo3KIcYJgt2C7Ylx1H0rH5p_xnk7DTtHEN5iwCes_VGa4d/s1600-h/Abdullah_Azzam__r190x.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 100px; height: 87px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBFwmpKNiN9aRXrriyvJ-QAV57AzM_w1XgpBXTb4GfgWWQ3n0vSsW7wkgq3s4rbtSAjutTrMrNAxd4ENloDZU0BQTQJYWbcvZo3KIcYJgt2C7Ylx1H0rH5p_xnk7DTtHEN5iwCes_VGa4d/s320/Abdullah_Azzam__r190x.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5361835568810204018" border="0" /></a>[Majalah Time] “Dia tidak hanya mewakili dirinya sendiri, melainkan seluruh Ummat. Ucapannya tidaklah seperti ucapan orang biasa. Sedikit bicaranya, namun kandungannya sangat dalam. Jika engkau menatap matanya, hatimu akan terpenuhi dengan iman dan cinta kepada Allah SWT”.<br /><br />[Ulama Mujahid asal Mekkah] ” Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh <span style="font-weight: bold;">Abdullah Azzam”.</span><br /></div><div class="fullpost"><div style="text-align: justify;"><br />[Azzam Publications] ” Pada dekade 1980-an, Syuhada Sheikh Abdullah Azzam mencetuskan satu kalimat yang maknanya bergaung di seluruh medan pertempuran Chechnya saat ini. Sheikh <span style="font-weight: bold;">Abdullah Azzam </span>Rahmatullah ‘Alaihi menggambarkan bahwa Para Mujahid yang gugur dalam pertempuran bergabung bersama “Kafilah Para Syuhada”.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Abdullah Yusuf Azzam</span> lahir pada tahun 1941 di Desa Asba’ah Al-Hartiyeh, Propinsi Jiniin, Tanah Suci Palestina yang diduduki Israel. Beliau dibesarkan di sebuah rumah yang bersahaja dimana Beliau dididik agama Islam, ditanamkan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya SAW, terhadap Mujahid yang berjuang di Jalan-Nya dan terhadap orang-orang yang shaleh yang mencintai kehidupan akhirat. Semasa masih kanak-kanak, Abdullah Azzam sangat menonjol di antara anak-anak lainnya. Beliau sudah mulai menyiarkan dakwah Islam semenjak masih sangat muda. Teman-teman sepergaulan mengenal Beliau sebagai seorang anak yang shaleh.<br /><br />Beliau telah menunjukkan tanda-tanda yang luar biasa sejak muda dan guru-guru Beliau telah mengenali tanda-tanda ini sejak Beliau masih di Sekolah Dasar. Sheikh Abdullah Azzam dikenal karena ketekunan dan kesungguhannya bahkan sejak masih kecil, Beliau memperoleh pendidikan dasar dan menengah di desanya dan kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pertanian Khadorri hingga memperoleh gelar. Meskipun Beliau yang termuda di antara teman-temannya, namun Beliau adalah yang terpandai dan terpintar. Setelah menamatkan pendidikannya di Khadorri Beliau bekerja sebagai guru di Desa Adder, Yordania Selatan. Kemudian Beliau menuntut ilmu di Fakultas Syariah, Universitas Damaskus Suriah hingga memperoleh gelar B.A. di bidang Syariah pada tahun 1966.<br /><br />Ketika tentara Yahudi merebut Tepi Barat pada tahun 1967, Sheikh Abdullah Azzam memutuskan untuk pindah ke Yordania, karena Beliau tidak ingin hidup di Palestina yang berada di bawah pendudukan Yahudi. Melihat bagaimana tank-tank Israel maju memasuki Tepi Barat tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti, menimbulkan perasaan bersalah dalam diri Beliau, sehingga membuat Beliau semakin mantap untuk hijrah dengan maksud agar dapat mempelajari ilmu perang.<br /><br />Pada akhir dekade 1960-an, dari Yordania Beliau bergabung dalam Jihad menentang pendudukan Israel atas Palestina. Tidak lama kemudian Beliau pergi belajar ke Mesir dan memperoleh gelar Master dalam bidang Syariah di Universitas Al-Azhar, Kairo. Pada tahun 1970, setelah Jihad terhenti karena kekuatan PLO diusir keluar dari Yordania, Beliau menjadi dosen di Universitas Yordania di Amman. Setahun kemudian, tahun 1971, Beliau memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar dimana Beliau melanjutkan pendidikan S3 dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang Pokok-Pokok Hukum Islam (Ushul-Fiqh) tahun 1973. Selama di Mesir inilah Beliau mengenal keluarga Syuhada Sayyid Qutb (1906-1966). Sheikh Abdullah Azzam cukup lama turut serta dalam Jihad Palestina. Namun ada hal yang tidak disukainya, yaitu orang-orang yang terlibat di dalamnya sangat jauh dari Islam. Beliau menggambarkan bagaimana orang-orang ini berjaga-jaga sepanjang malam sambil bermain kartu dan mendengarkan musik, dan menganggap bahwa mereka sedang menunaikan Jihad untuk membebaskan Palestina. Sheikh Abdullah Azzam menyebutkan juga meskipun ada ribuan orang di basis-basis pemukiman, tetapi jumlah orang yang hadir untuk shalat berjama?ah bisa dihitung dengan satu tangan saja. Beliau berusaha mendorong mereka untuk menerapkan Islam sepenuhnya, namun mereka bertahan untuk menolak. Suatu hari Beliau bertanya kepada seorang “Mujahid” secara retoris, agama apa yang ada di belakang revolusi Palestina, “Mujahid” itu menjawab dengan jelas dan gamblang, “Revolusi ini tidak memiliki dasar agama apapun”.<br /><br />Habislah sudah kesabaran Abdullah Azzam. Beliau kemudian meninggalkan Palestina, pindah ke Saudi Arabia dan mengajar di berbagai universitas di sana.Saat Sheikh Abdullah Azzam menyadari bahwa hanya dengan kekuatan yang terorganisir Ummat ini bisa menggapai kemenangan, lalu Jihad dan senjata adalah kesibukan dan pengisi waktu luangnya.<br /><br />“Jihad hanya dengan senjata. TIDAK dengan Negosiasi, TIDAK dengan Perundingan Damai, TIDAK dengan Dialog”, kalimat tersebut menjadi semboyan Beliau. Beliau praktekkan apa yang selalu Beliau kumandangkan, sehingga membuat Beliau menjadi salah satu di antara orang Arab pertama yang bergabung dalam Jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet yang komunis. Pada tahun 1980, ketika masih di Saudi Arabia, Abdullah Azzam memperoleh kesempatan berjumpa dengan satu delegasi Mujahidin Afghanistan yang datang untuk menunaikan ibadah Haji. Segera Beliau tertarik dengan kelompok ini dan ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai Jihad Afghanistan. Ketika dijabarkan kepadanya, Beliau merasa inilah yang sudah sejak lama sekali Beliau cari-cari.Beliau segera melepaskan jabatannya sebagai dosen di Universitas King Abdul-Aziz Jeddah Saudi Arabia, dan berangkat menuju Islamabad Pakistan supaya dapat ikut serta dalam Jihad. Beliau pindah ke Pakistan agar dapat lebih dekat dengan Jihad Afghanistan, dan di sanalah Beliau mengenal pemimpin-pemimpin Mujahidin. Saat-saat pertama berada di Pakistan, Beliau ditunjuk untuk memberikan kuliah di International Islamic University di Islamabad. Namun tidak lama hal ini berlangsung, karena Beliau memutuskan untuk meninggalkan universitas agar bisa mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk Jihad Afghanistan. Pada permulaan dekade 1980-an, Sheikh Abdullah Azzam langsung turun ke medan Jihad Afghanistan. Di Jihad inilah Beliau merasa puas bisa memenuhi kerinduan dan cinta yang tak terlukiskan untuk berjuang di Jalan Allah, persis seperti suatu kali Rasulullah SAW bersabda : “Berdiri satu jam dalam pertempuran di Jalan Allah lebih baik daripada berdiri menunaikan shalat selama enam puluh tahun”.<br /><br />Terinspirasi oleh Hadits ini, Sheikh Abdullah Azzam beserta keluarganya memutuskan pindah ke Pakistan agar lebih dekat dengan medan Jihad. Tidak lama setelah itu Beliau pindah lagi dari Islamabad ke Peshawar supaya bisa lebih dekat lagi dengan medan Jihad dan Syahid.Di Peshawar, bersama dengan Usama bin Ladin yang juga teman dekatnya, Sheikh Abdullah Azzam mendirikan Baitul-Anshar (Mujahideen Services Bureau atau Kantor Pelayanan Mujahidin) dengan tujuan untuk menawarkan semua bantuan yang memungkinkan bagi Jihad Afghanistan dan Para Mujahid dengan cara mengadakan dan me-manage berbagai proyek yang menunjang Jihad. Kantor ini juga menerima dan melatih para sukarelawan (Foreign Mujahideen) yang berbondong-bondong datang ke Pakistan untuk ikut serta dalam Jihad dan mengatur penempatan mereka di garis depan.<br /><br />Dapat diduga, semua hal ini masih belum cukup memuaskan keinginan Sheikh Azzam yang menggebu-gebu berjihad. Keinginan inilah yang akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di medan pertempuran Sheikh Abdullah Azzam mengambil peranan dengan sikap ksatria dalam perjuangan yang penuh dengan pengorbanan yang besar. Di Afghanistan Beliau jarang menetap di suatu tempat. Beliau selalu berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh propinsi dan wilayah seperti Logar, Kandahar, Pegunungan Hindukush, Lembah Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Sheikh Abdullah Azzam menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang awam yang telah mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa mereka demi jayanya Dien Islam. Di Peshawar, setelah kembali dari berkeliling, Sheikh Azzam selalu berbicara tentang Jihad secara kontinyu. Beliau selalu berdo’a agar Para Komandan Mujahidin yang terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu mengundang orang-orang yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul senjata dan maju ke garis depan sebelum terlambat.<br /><br />Abdullah Azzam sangat dipengaruhi oleh Jihad Afghanistan dan Beliaupun sangat besar pengaruhnya pada Jihad ini sejak Beliau mengabdikan diri sepenuhnya dalam perjuangan ini. Beliau menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol dan berpengaruh bersama dengan pemimpin-pemimpin bangsa Afghanistan lainnya. Beliau tidak tanggung-tanggung mempromosikan perjuangan Afghanistan ke seluruh dunia, khususnya ke kalangan Ummat Islam. Beliau berkeliling dunia, menyampaikan panggilan kepada Kaum Muslimin untuk beraksi mempertahankan agama dan Tanah Muslim. Beliau menulis sejumlah buku tentang Jihad, seperti Join the Caravan, Signs of Ar-Rahman in the Jihad of the Afghan, Defence of the Muslim Lands dan Lovers of the Paradise Maidens. Bahkan Beliau turun langsung ke medan Jihad Afghanistan, meskipun usia Beliau telah lebih dari 40 tahun. Beliau menjelajahi Afghanistan, dari utara ke selatan, dari timur ke barat, menembus salju, mendaki pegunungan, di bawah panas terik matahari dan dingin yang membekukan tulang, dengan menunggang keledai maupun berjalan kaki. Banyak Pemuda yang bersama Beliau kelelahan, namun Sheikh Abdullah Azzam tidak. Beliau merubah pandangan Ummat Islam terhadap Jihad di Afghanistan dan menjadikan Jihad ini sebagai perjuangan yang Islami yang merupakan kewajiban seluruh Ummat Islam di dunia. Hasil dari usaha ini adalah Jihad Afghanistan menjadi universal dimana Ummat Islam dari seluruh dunia turut serta. Para Pejuang Muslim dari seluruh penjuru dunia secara sukarela berdatangan ke Afghanistan untuk memenuhi kewajiban Jihad dan membela Saudara-saudara Muslimin dan Muslimah mereka yang tertindas.<br /><br />Kehidupan Sheikh Azzam berkisar hanya kepada satu tujuan, yakni menegakkan Hukum Allah di muka bumi ini, yang merupakan tanggung jawab yang pasti bagi setiap dan segenap Ummat Muslim. Dalam rangka melaksanakan tugas suci dalam hidup ini yaitu menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah (negara yang berdasarkan pada hukum Islam), Sheikh Azzam mengkonsentrasikan kepada Jihad (perjuangan bersenjata untuk menegakkan Islam). Beliau berkeyakinan bahwa Jihad wajib dilaksanakan sampai Khilafah Islamiyyah ditegakkan sehingga cahaya Islam menerangi seluruh dunia.<br /><br />Beliau juga menjaga dan memelihara keluarganya dengan semangat perjuangan yang sama, sehingga istrinya, sebagai contoh, aktif mengurus anak-anak yatim piatu dan aktif dalam berbagai tugas kemanusiaan di Afghanistan. Beliau menolak jabatan di beberapa universitas dengan menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan Jihad kecuali jika gugur di medan perang atau terbunuh. Beliau selalu menekankan kembali bahwa tujuannya yang terakhir adalah membebaskan Tanah Suci Palestina. Dalam hal ini Beliau menyatakan: “Saya tidak akan meninggalkan Tanah Jihad kecuali karena tiga hal. Pertama, saya terbunuh di Afghanistan. Kedua, saya terbunuh di Pakistan. Ketiga, saya diborgol dan diusir dari Pakistan”<br /><br />Jihad di Afghanistan telah membuat Abdullah Azzam menjadi penyangga utama dalam gerakan Jihad di jaman modern sekarang. Dengan turun langsung dalam Jihad ini dan dengan mempromosikannya serta menjelaskan kendala-kendala yang menghambat gerakan Jihad, Beliau memiliki peranan yang sangat berarti dalam meluruskan pendapat Ummat Islam tentang Jihad dan perlunya menegakkan Jihad. Beliau menjadi panutan bagi generasi muda yang menyambut panggilan Jihad. Beliau amat mementingkan Jihad dan butuh akan Jihad. Sekali waktu Beliau berkata :“Saya merasa seolah-olah berumur 9 tahun. Tujuh setengah tahun dalam Jihad di Afghanistan dan satu setengah tahun dalam Jihad di Palestina. Sisa tahun lainnya tidak berarti sama sekali”.<br /><br />Dari atas mimbar Sheikh Azzam berulangkali menekankan keyakinannya : “Jihad tidak boleh ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang disembah. Jihad akan terus berlangsung sampai Kalimat Allah ditinggikan. Jihad sampai semua orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan kita dan merebut kembali Tanah kita yang dirampas. Jihad adalah Jalan untuk mencapai kejayaan abadi?.<br /><br />Sejarah dan semua orang yang mengenal dekat Sheikh Abdullah Azzam mencatat keberanian Beliau dalam berbicara tentang kebenaran, dengan mengabaikan segala konsekuensi yang ada.Setiap saat Sheikh Abdullah Azzam mengingatkan seluruh Kaum Muslimin bahwa :“Ummat Islam tidak dapat dikalahkan oleh ummat lainnya. Kita Ummat Islam tidak akan dikalahkan oleh musuh-musuh kita, namun kita bisa dikalahkan oleh diri kita sendiri”.<br /><br />Sheikh Abdullah Azzam adalah contoh seorang yang berperilaku Islami dengan baik, dengan amal shalehnya, dengan ketaqwaannya kepada Allah SWT dan dengan kesederhanaannya dalam segala hal. Beliau tidak pernah mencemari hubungan baiknya dengan orang lain. Sheikh Azzam selalu mendengarkan pendapat Para Pemuda, Beliau amat disegani dan tidak terbersit sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Beliau selalu berpuasa selang seling hari seperti yang dilakukan Nabi Daud AS. Dan juga selalu menghimbau yang lainnya untuk berpuasa hari Senin dan Kamis. Sheikh Azzam adalah orang yang selalu berterus terang, tulus dan mulia. Beliau tidak pernah mencaci orang lain atau berbicara yang tidak baik mengenai orang lain.Satu saat sekelompok Muslim yang tidak puas di Peshawar mencap Sheikh Azzam sebagai kafir dan menuduhnya meminta uang dari Kaum Muslimin untuk dihambur-hamburkan. Ketika Sheikh Azzam mendengar hal ini, Beliau tidak mencari dan mendebat mereka, malah mengirimi mereka berbagai hadiah. Namun kelompok tersebut tetap saja mencaci maki, mengumpat dan memfitnah Beliau, dan Beliau terus saja mengirimi mereka hadiah lainnya. Bertahun-tahun kemudian, ketika akhirnya menyadari kesalahannya, mereka berkomentar :<br /><br />“Demi Allah, kami belum pernah menemui seseorang seperti Sheikh Abdullah Azzam. Beliau tetap saja memberi kami uang walaupun kami selalu mengutuk dan mencaci Beliau”<br /><br />Selama Jihad Afghanistan berlangsung, Beliau telah berhasil menyatukan berbagai kelompok Mujahidin dalam Jihad ini. Dan tentu saja kebanggaan Beliau terhadap Islam menimbulkan rasa benci di kalangan musuh agama, sehingga musuh membuat rencana untuk menghabisi nyawa Beliau. Pada November 1989, sejumlah bahan peledak TNT diletakkan di bawah mimbar dimana Beliau selalu menyampaikan khutbah setiap hari Jum?at. Demikian besar jumlah peledak tersebut sehingga seandainya meledak akan menghancurkan seluruh Masjid termasuk apa saja dan siapa saja yang ada di dalamnya. Ratusan Muslimin dapat terbunuh. Namun Allah memberikan perlindungan-Nya dan bom tersebut tidak meledak.<br /><br />Musuh-musuhpun semakin berhasrat melaksanakan rencana gilanya. Mereka mencobanya sekali lagi di Peshawar, tidak lama berselang setelah kejadian tersebut. Ketika itulah Allah SWT berkehendak agar Sheikh Abdullah Azzam meninggalkan dunia ini menuju haribaan-Nya (kita berharap demikian Insya Allah). Dan Sheikh wafat dengan cara yang gemilang pada hari Jum’at 24 November 1989 pukul 12.30 siang.Musuh-musuh Allah meletakkan tiga bom di jalan yang sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan tersebut adalah jalan yang biasa dilalui oleh Sheikh Abdullah Azzam untuk menunaikan shalat Jum’at. Pada hari Jum’at itu, Sheikh Azzam bersama dengan dua anaknya, Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang anak Syuhada Sheikh Tamim Adnani (salah seorang Pahlawan Jihad Afghanistan lainnya), melalui jalan tersebut. Mobil pun berhenti di mana bom yang pertama berada, dan Sheikh Azzam turun untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti segera memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut. Bunyi ledakan dahsyat mengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota.<br /><br />Orang-orang berhamburan keluar dari Masjid, dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari kendaraan yang hancur lebur. Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim, terlempar ke udara sejauh 100 meter, demikian pula dengan kedua anak lainnya, beterbangan pada jarak yang hampir sama. Potongan-potongan tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan kawat-kawat listrik. Sementara tubuh Syahid Sheikh Abdullah Azzam tersandar di dinding, tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat mengalir dari mulut Beliau.<br /><br />Ledakan itu telah mengakhiri perjalanan hidup Sheikh Abdullah Azzam di dunia, yang telah Beliau lalui dengan baik melalui perjuangan, daya upaya sepenuhnya, dan pertempuran di Jalan Allah SWT. Hal ini semakin menjamin kehidupannya yang sebenarnya dan abadi di Taman Surga -kita memohon kepada Allah demikian, dan menikmatinya bersama dengan teman-teman yang mulia yakni : “Dan barangsiapa yang mena?ati Allah dan Rasul-Nya mereka ini akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Para Rasul, Para Shiddiqiin, Orang-orang yang mati Syahid dan Orang-orang Shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” [QS An-Nisaa:69]<br /><br />Dengan cara seperti inilah Pahlawan Besar dan Penggerak Kebangkitan Islam meninggalkan medan Jihad dan dunia ini, dan tidak akan pernah kembali lagi. Beliau dimakamkan di Makam Para Syuhada Pabi di Peshawar Pakistan, dimana Beliau bergabung bersama-sama dengan ratusan Syuhada lainnya. Semoga Allah menerima Beliau sebagai Syuhada dan menganugerahinya tempat tertinggi di Surga. Pertempuran yang telah Beliau lalui dan telah Beliau perjuangkan tetap berlanjut melawan musuh-musuh Islam. Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah ‘Alaihi.<br /><br />Kita memohon kepada Allah SWT untuk menerima amal ibadah Beliau dan menempatkan Beliau di Surga Tertinggi. Kita memohon kepada Allah SWT untuk membangkitkan dari Ummat ini Ulama-Ulama lain sekaliber Beliau, yang menerapkan pengetahuannya di medan perjuangan, bukan hanya menyimpannya di dalam buku dan di dalam Masjid saja.Melalui biografi ini, kami merekam kejadian-kejadian dalam sejarah Islam selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 1979 hingga 1989, dan akan terus berlanjut sebagaimana Sheikh Abdullah Azzam berkata :<br /><br />“Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan dengan darah Para Syuhada, dengan kisah Para Syuhada, dengan teladan Para Syuhada”“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai” [QS At-Taubah:32-33].<br /><br />Buku-buku yg ditulis oleh Dr Abdullah Azzam diantaranya ialah ;<br />· Ayaturrahman fi jihadil Afghan<br />· Addifak ‘an aradhil muslimin min ahammi furdhul ‘iyan (mempertahankan Bumi Umat Islam - Fardhu Ain yg terpenting)<br />· Akidah dan Kesannya dlm Membentuk Masyarakat<br />· Adab/Tatatertib dan Hukum-hukum dalam Jihad<br />· Islam dan masa Depan Kemanusian<br />· Menara Api yg Hilang<br />· Hukum berjuang/beramal dlm berjamaah<br /><br />Sejak Abdullah Azzam syahid, Maktab Khidmat al Mujahidin (terletak di Peshawar) mengumpulkan berbagai petikan khutbah dan ceramahnya kemudian dibukukan sehingga mencapai 50 judul, diantaranya;<br /><br />· seri Tarbiyah Jihadiyah Wal Bina’ yg mencapai 26 jilid,<br />· Hijrah dan I’dad 3 juz/jilid.<br />· Fi Zhilali Suratti Taubah 2 Juz.<br />· Fiqh dan Ijtihad dlm Jihad 3 jilid<br />· Perkataan-perkataan dari Garisan Api pertama 3 jilid<br />· Dibawah Gelora peperangan 4 jilid<br />· Pengajaran dari Sirah Rasulullah SAW<br />· Keruntuhan Khilafah dan Pembinaan kembali<br /><br />Judul-judul di atas adalah merupakan buku-buku yg penting saja sedangkan di sana terdapat berpuluh-puluh lagi buku-buku karangan As-syahid dan buku2 yg ditulis mengenainya.<br /></div><br /><span style="font-style: italic;">http://www.hudzaifah.org</span><br /><a href="http://www.hudzaifah.org/"></a><br /><br /></div>ribathttp://www.blogger.com/profile/09847421907550853008noreply@blogger.com0